SANGATTA (13/3-2019)
Sudah dua tahun, rencana pengembagan Bandara Perintis Uyang Lahai di Kecamatan Kongbeng dilakukan namun tidak kunjung tereslisasi. Dalam penyusunan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kutim tahun 2017 sudah dialokasikan anggaran lebih dari Rp 200 miliar namun tak ada wujudnya.
Camat Kongbeng Furkani, menyebutkan masyarakat Kongbeng mengusulkan agar pengembangan Bandara Uyang Lahai bisa diambil alih melalui anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan.
Ia mengakui jika animo warga Kongbeng untuk mengunakan sarana transportasi udara atau pesawat terbang melalui Bandara Uyang Lahai menuju Samarinda, tinggi. Bahkan setelah mengetahui adanya rencana Pemkab Kutim untuk mengembangkan Bandara Uyang Lahai di tahun 2017 lalu, warga Kongbeng secara sukarela menghibahkan lahan seluas 100 hektar yang ada di sekitar kawasan Bandara, guna kegiatan perluasan bandara. Namun ternyata rencana perluasan bandara tersebut hingga kini tidak kunjung terealisasi.
Bandara Uyang Lahai yang landasan pacunya masih tanah, diakui Furkani menjadi penghambat mendaratnya pesawat dari Samarinda, terutaam ketika hujan. “ Kondisi runway yang licin dan becek tentu tidak memungkinkan untuk pesawat mendarat. Panjang landasan pacu atau runway Bandara Uyang Lahai saat ini mencapai 800 meter,sedangkan rencana perluasan dan memanjangkan landasan hingga 1.200 meter,” terangnya.
Menyampaikan harapan masyarakat Kongbeng bahkan Muara wahau, ia mengharapan Pemkab Kutim merealisasikan peningkatkan sarana dan prasarana Bandara Uyang Lahai. Disebutkan, jika Pemkab Kutim minim keuangannya, masyarakat minta melalui instansi terkait memfasilitasi kemungkinan kerjasama dengan pihak swasta atau perusahaan yang ada di Kecamatan Kongbeng dan Wahau untuk bisa menggunakan dana CSR. “Keterlibatan pihak perusahaan sekitar dalam pembenahan Bandara Uyang Lahai sudah sering dilakukan namun masih kecil,” terangnya.(SK3)