SANGATTA (3/4-2019)
Senada dengan Ariffudin – Sekdes Selangkau Kecamatan Kaliorang, Johansyah –Pj Kades Sekerat Kecamatan Bengalon menerangkan tidak mengetahui warga yang menggelar aksi penolakan pembangunan pabrik semen di sekitar Gunung Sekerat. “Kami dan warga Sekerat juga kaget ada warga yang menolak pembangunan pabrik semen di Sekerat ini, padahal sudal lebih puluhan tahun warga Sekerat ini menanti pembangunan pabrik semen diwujudkan karena banyak manfaatnya,” kata Johansyah ketika dihubungi Suara Kutim.com, Ahad (3/4)
Disebutkan, lokasi pabrik semen yang pernah dicanangkan pada tahun 2008 lalu berada di wilayah Selangkau Kecamatan Kaliorang, namun warga Sekerat sangat senang karena berdampak kepada warga Sekerat.
Lebih jauh ia menyebutkan, wailyah yang akan dijadikan lokasi tambang untuk bahan baku pabrik semen eks lokasi latihan gabungan TNI. Senada dengan Arifuddin, dijelaskan kawasan yang rencananya digarap PT Kobexindo – bukan kawasan yang digembar-gemborkan sejumlah pihak di berbagai media massa termasuk menjadi isu demo di Samarinda. “Lokasinya yang dulunya merupakan areal sasaran tembak meriam saat berlangsung latihan TNI, jadi bukan yang ada tapak tangan itu, ini lokasi jauh dari yang ada tapak tangannya,” sebut Johansyah.
Terkait warga Sekerat, Johasnyah mengakui saat ini lebih 1000 KK dan sebagian besar bekerja di pertamangan batubara yang dikelola PT KPC. Namun, ia senang jika pebrik semen terwujud, warga sekitar pabrik seperti Bengalon, Sangatta, Rantau Pulung, Kaliorang, Sangkulirang, Karangan dan Sandaran akan tertampung sebagai tenaga kerja. “Kami percaya dengan ketegasan Pak Isran, kalau harus tenaga lokal maka yang bekerja harus warga sekitar pabrik bukan dari luar negeri meski perusahannya dari luar neger,” ungkap Johansyah.
Seperti diberitakan, pembangunan pabrik semen yang bakal digarap perusahaan dari Zhejiang, Tiongkok dengan investasi USD 2 miliar, sebelumnya pernah dilirik PT Kobexindo. Namun, karena terkendala belum dapat restu Awang Faroek Ishak ketika menjabat Gubernur Kaltim, menjadi molor.
Karena tak kunjung disetujui Awang Faroek Ishak, puluhan warga Selangkau dan Sekerat akhirnya mendatangi mantan Bupati Kutim mempertanyakan dilarangnya pabri semen dibangun di Sekerat.(SK11)