Sangatta. Defisit anggaran yang dialami Pemerintah Kutai Timur, diakui Yulianus mengakibatkan banyak pekerjaan terhambat. Apalagi, menjelang pelaksanaan Porprov Kaltim, dimana Kutim akan bertindak sebagai tuan rumah. Karena Kutim akan kedatangan tamu yang jumlahnya puluhan ribu, maka tentu dibutuhkan fasilitas yang memadai. Terutama venue pertandingan. Namun dengan anggaran yang tidak mencukupi karena defisit, maka seharusnya pemerintah manfaatkan dana CSR, untuk menutupi kekurangan itu.
“karena kita akan kedatangan tamu porprov, sementara masih banyak yang kurang-kurang, termasuk venue, maka seharusnya pemerintah gunakan CSR untuk menutupi kekurangan itu,” katanya.
Diakui, apalagi, sekarang ada forum CSR di pihak pemerintah ada kaitan erat dengan RPJMD, dimana pemerintah sudah melarat karena CSR, maka sebaiknya dengan forum itu disinkronkan pekerjaan antara APBD dan CSR, agar tidak tumpang tindih.
“kalau pekerjaan bisa dikerjakan perusahan, maka biar pekerjaan lain dikerjakan menggunakan APBD. Jadi harus kerja sama antara CSR dan pemerintah, untuk menutupi kekurangan anggaran pemerintah. Sebab ini juga telah diatur dalam Perda CSR yang telah disahkan sejak tahun 2017 ,” katanya.
