SANGATTA (13/9-2019)
Sebagai salah satu motor dalam pergerakan ekonomi masyarakat pedesaan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus mampu produktif dengan menghasilkan produk-produk unggulan yang memiliki daya jual dan daya saing di pasaran.
Namun tidak hanya focus dalam melahirkan produk-produk dengan nilai ekonomis tinggi, kata Kepala Balitbang Kutim, Zubair, keberadaan dan keberlangsungan hidup BUMDes juga harus ditopang dengan permodalan yang sehat.
Kepada wartawan, ia menyebutkan belum lama ini, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kutai Timur, merekomendasikan bentuk kerja sama permodalan antara BUMDes dengan pihak Perbankan.
Saat ini, kata Zubair, jumlah BUMDes yang ada di Kutim banyak yakni 135 unit sayangnya, hanya 45 unit masih bertahan dan terus berupaya untuk tetap berproduksi. Secara detail disebutkan, selain lemah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berbisnis, penyebab tumbangnya BUMDes akibat minimnya modal sehingga saat ingin lebih meningkatkan kreatifitas dan kemapuan produksi, selalu gagal dikarenakan tidak adanya modal usaha.
Balitbang, kata Zubair, sudah menjalin kemunikasi dengan beberapa Bank pemerintah yang sudah siap menjalin kerjasama permodalan dengan pihak Desa dan BUMDes. Selain mengatur mekanisme perkreditan, program kerjasama pada masing-masing Bank tersebut sudah sangat jelas, yakni bantuan permodalan untuk usaha kecil dan desa. “Ke depan segera akan ditindaklanjuti dengan pembuatan MoU antara pihak Perbankan dengan Pemkab Kutim agar memudahkan perbankan dalam pemberian dan penyaluran permodalan kepada BUMDes,” bebernya.(SK3)