Sangatta. Perbaikan infrastruktur jalan memang sangat didambakan masyarakat, terutama bagi warga pedalaman. Kondisi jalan antar kecamatan yang kerap rusak dan menjadi momok terutama kala musim penghujan, kini berangsur-angsur membaik. Meski diakui memang masih ada beberapa titik jalan yang berlubang dan menjadi kubangan air saat musim penghujan tiba.
Menurut anggota DPRD Kutai Timur dari Daerah Pemilihan (Dapil) 4, Anton Darmawan bahwa bukan hal yang baru lagi jika banjir selalu menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat di Kecamatan Muara Bengkal dan Muara Ancalong. Karena saat banjir melanda, maka akses jalan yang berada diantara Jembatan Muara Ancalong dengan Jembatan Ngayau terendam banjir yang sangat tinggi. Bahkan bisa menghanyutkan mobil yang melintasi jalur tersebut. Hal ini menyebabkan masyarakat terpaksa harus menggunakan perahu ketinting untuk menyeberang antara kedua kecamatan, tentu dengan ongkos yang tidak sedikit. Sekali penyeberangan, masyarakat harus mengeluarkan biaya antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Bahkan akibat terputusnya akses jalan di kedua kecamatan, pernah menyebabkan harga 1 tabung LPG ukuran 3 Kg mencapai Rp 65.000.
Lanjut Anton, melalui anggaran multi years, Pemerintah Kutim mulai membangun dan peningkatan akses jalan Muara Bengkal. Sedangkan peningkatan jalur antara Jembatan Ngayau dan Jembatan Muara Ancalong sepanjang 200 meter, juga mulai dikerjakan dengan dilakukan pengecoran sambungan beton yang sebelumnya sudah dikerjakan.
Lebih jauh Anton berharap, dengan terselesaikan pengerjaan jalur akses tersebut, tentu seluruh akses di delapan desa antara Kecamatan Muara Bengkal, Muara Ancalong dan Long Mesangat dapat ditembus akses darat. Yakni, Desa Ngayau, Muara bengkal Ilir, Ulu, Muara Ancalong, Kelinjau Ulu, Kelinjau Ilir, Benua Baru menuju kawasan SDC di Desa Batu Balai.