SANGATTA (9/3-2019)
Peran PT Kaltim Prima Coal (KPC) terhadap pembangunan Kutim, diakui Bupati Ismunandar tidak diragukan. Bahkan orang nomor satu di Pemkab Kutim ini menyebutkan tidak banyak perusahaan sekelas KPC yang kepeduliannya tinggi.
Kepada Suara Kutim.com ia mengungkapkan selama 37 tahun berkiprah di Kutim, KPC punya andil terhadap percepatan pembangunan Kutim terutama Sangatta dan Bengalon serta Rantau Pulung yang berada dalam ring satu KPC. “Jalan Soekarno Hatta, RSU Kudungga, Kampus STIPER bisa terwujud berkat perhatian KPC. Kalau dihitung-hitung, dana yang dikucurkan lebih Rp200 miliar. Kini semua sudah dirasakan masyarakat, termasuk penyediaan air bersih yang kini dikelola PDAM serta listrik oleh PLN,” ungkap Ismu.
Selain fisik, KPC sebut Ismu juga peduli dalam peningkatan kualitas SDM warga Kutim diantaranya memberikan bea siswa, sarana pendidikan serta pengembangan dunia pendidikan lainya. Demikian dengan penyediaan sarana kesehatan seperti Puskesmas Sangatta Selatan, termasuk bantuan kepada lembaga kesehatan lainnya.
Sesuai visi dan misinya, KPC, ungkap Ismu juga patuh dengan kewajibannya sebagai penambang batubara sehingga Kementrian Keuangan, berkali-kali memberikan penghargaan karena KPC taat dan besar membayar pajak.
KPC merupakan perusahaan tambang batu bara didirikan pada tanggal 9 Maret 1982, sebagai perusahaan pertambangan batubara, perusahaan ternama di dunia ini baru beroperasi pada tahun 1992. Meski harga batubara sempat goncang, KPC tetap eksis pasalnya batubara yang dipasarkan ke sejumlah negara diakui berkualitas prima.
Sebagai perusahaan yang dioperasikan berdasakan Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) pada tahun 1982, luas areal garapan PT KPC seluas 90.938 Ha yang meliputi Sangatta, Bengalon dan Rantau Pulung.
Berkat KPC inilah, Sangatta pada tahun 1999 menjadi ibukota Kabupaten Kutai Timur padahal sesuai survey Ibukota Kutim, peringkat teratas Muara Wahau.(ADV-Humas Setkab Kutim)