Gelang Tetap Dipakai, Jangan Sungkan Minta Pertolongan Petugas Resmi
JAMAAH Haji yang baru datang terlebih bagi mereka yang baru kali pertama ke Makkah atau Madinah, sudah tua dan tak mengerti keadaan kedua kota, sulit berkomunikasi kemudian terpisah dari rombongan saat tawaf atau sai, kerap menjadi sasaran pelaku kejahatan.
Mereka yang tersesat dan tak mengenal medan ini, tampak sekali kepanikannya. Karenanya dalam situasi yang tak jelas itu, ada saja oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dengan mengeruk uang jamaah termasuk living cost yang biasanya tersimpan dalam tas kecil atau tas dokumen.
Dengan dalih ingin membantu, oknum-oknum nakal yang melakukan aksi kejahatan sekitar masjid ini begitu fasih berbahasa Indonesia, termasuk berbahasa Arab. Kawanan penipu ini, biasanya mengenakan pakaian layaknya petugas atau seperti jamaah haji karena kerap memakai seragam petugas atau seragam jamaah haji Indonesia yang lebih dikenal batik haji.
Sejumlah aparat keamanan dari Indonesia yang dikirim ke tanah suci, mengaku kerap menemukan oknum-oknum nakal ini. “Sasarannya jamah yang lagi terpisah dari rombongan atau bingung kembali kepemondokan, mereka tidak saja menyasar kaum tua yang muda namun panik nggak tahu arah pulang juga disikat,” kata mereka.
Menghindari aksi penipuan yang kerap terjadi ini, jamaah sebaiknya saat akan ke masjid terlebih untuk kali pertama sebaiknya tidak membawa uang dalam jumlah banyak, kalau bisa paling banyak 100 riyal yakni untuk taksi saat pulang dan membeli makan atau minuman.
Sementara uang lainnya seperti uang dam yang akan dibelikan kambing sebaiknya segera diserahkan ke ketua regu atau rombongan, sehingga lebih aman. Kemudian, usahakan bawa kartu hotel sehingga saat tersesat atau tak mengenal jalan kembali, petugas yang ada di sekitar masjid lebih cepat membantu selain mengenali gelang.(bersambung)