Salah satu kebun jeruk di Ranpul sedang berbuah |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Tastif, warga Rantau Pulung mempertanyakan pernyataan pejabat di PT KPC kalau produksi jeruk di Rantau Pulung, mencapai 400 ton dengan harga jual lebih Rp1 M. Menurut Tasrif, warga Satuan Pemukiman (SP) 6 Desa Tanjung Labo Blok B, yang mengklaim sebagai salah satu petani yang sukses menanam jeruk siam sejak tahun 2006 mengaku dari lahan seluas setengah Ha namun hanya sebagian berbuah. “Jeruk yang saya tanam seluas setegah hektar dari tahun dua ribu enam lalu hanya mampu memproduksi sekitar kurang lebih dua puluh kilogram, itu pun sebagian pohonnya sudah mati,” jelas Tasrif pada wartawan ditemui di Rantau Pulung beberapa hari lalu.
Menurutnya, bibit jeruk yang berhasil yang ia tanam merupakan bibit yang dibeli warga yang mendapatkan bantuan dari program CSR. “Jadi kalau di SP enam yang berhasil menanam jeruk siam hanya saya dan satu orang di SP empat yang juga berhasil menanam jeruk seluas setegah hektar, jadi di Kecamantan Rantau Pulung yang berhasil hanya dua orang saja yang saya tau itu pun hasilnya sangat sedikit, tidak seperti apa yang di beritakan katanya sampai berton-ton,” ungkap Tasrif dengan nada ketus.
PT KPC melalui Program Corporate Social Responsibilty (CSR) mengklaim berhasil melakukan pengembangan tanaman budidaya jeruk siam Pontianak dan jeruk keprok borneo pada lahan seluas 368,26 Ha. Areal pembudidayan kedua jenis jeruk dilakukan KPC untuk meningkatkan kualutas SDM petani serta memenuhi kebutuhan akan buah di Sangatta dan Rantau Pulung.
Program kemitraan yang mendapat perhatian berbagai pihak ini, berlokasi hampir di semuda desa di Rantau Pulung. Karena program yang dinilai berhasil, pada 2012 lalu, KPC menerima penghargaan Platinum Award dari pemerintah. KPC sendiri dinilai berhasilan menanam jeruk siam dengan produksi mencapai 400 ton senilai Rp 1,3 M.(SK-02)