Salah satu peserta pelatihan sedang memaparkan karyanya |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Kemampuan menulis peserta pelatihan jurnalistik garapan Komisi Penanggulang AIDS Daerah (KPAD) Kutai Timur (Kutim) mulai terasah, meski baru mendapat pembekalan selama tiga jam.
Evaluasi KPAD dan Syafranuddin sebagai nara sumber, Kamis (21/8) menyebutkan rata-rata peserta pelatihan mampu mengumpulkan data dan mengolah dengan baik dalam bahasa jurnalistik yang simpel namun padat. “Luar biasa, peserta dalam usaha menggali data dan mengumpulkan informasi sudah mumpuni tinggal memoles dan mengasah saja bisa menjadi baik,” kata Syafranuddin seusai mengevaluasi satu persatu naskah yang disajikan peserta.
Menurut pria yang biasa disapa Ivan, informasi yang dihimpun peserta ketika melakukan praktik lapangan sudah menggambarkan kondisi Sangatta terutama menyangkut HIV-AIDS. Sugeng Santoso bersama timnya yang menyajikan tulisan berjudul “Pertahanan Keluarga Benteng Pencegahan HIV” menurut Ivan, sudah mampu membuat karya tulis yang layak.
Dikatakan, tim Sugeng sudah memaparkan rinci masalah HIV – AIDS termasuk menggali dengan nara sumber yang pas. Hanya saja, Ivan melihat penulis belum menjaga keamanan nara sumber terutama menyangkut unit kerjanya. “Dalam hal-hal tertentu apalagi yang masih dianggap tabu dalam masyarakat harus diperhatikan keamanan dan etika penulisan seperti tertuang dalam pedomanan penulisan yang disepakati semua organisawi wartawan di Indonesia diantaranya PWI,” ungkapnya.
Selain Sugeng, pria yang sudah bergelut di dunia jurnalistik sejak remaja ini, mengakui karya-karya peserta lainnya juga baik seperti Mardiah Dewi P dan Rominah Sukma L. Ivan mengaku ada peserta yang sempat melakukan investigasi ke Kampung Kajang namun sempat terkendala karena saat menyinggung HIV-AIDS nara sumbernya marah. “Pengakuan tim yang ke Kampung Kajang itu membuktikan, dalam hal-hal tertentu nara sumber belum bisa menerima pertanyaan yang tergolong peka karenanya perlu strategi,” beber Ivan seusai memberikan evaluasi terhadap karya-karya yang disajikan peserta.
Sekretaris KPAD Harmadji Partodarsono mengakui pelatihan dilakukan untuk merangkul masyarakat agar bisa terlibat aktif dalam penyampaian informasi yang benar dan tepat terutama melalui media massa baik cetak maupun elektronik. “Masyarakat perlu diberi informasi yang benar dan tepat seputar HIV AIDS sehingga bisa menjadikan dirinya benteng untuk tidak ikut menyebarkan virus yang belum ada obatnya dan mematikan itu,” ujar Harmadji.(SK-03)