SuaraKutim.com, Sangatta – Pemerintah Kutai Timur siap untuk melakukan pembenahan dalam upaya pencegahan korupsi. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Kutai Timur, Kasmidi Bulang usai menghadiri Sosialisasi Anti Korupsi yang dilaksanakan Inspektorat Daerah Kutim, Selasa (14/11/2023) di ruang Akasia Gedung Serba Guna (GSG) Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Bukit Pelangi.
Dalam Sosialisasi Anti Korupsi yang disampaikan Koordinator Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia Wilayah Kaltim Rusfian, dipaparkan bahwa angka capaian pencegahan korupsi Kabupaten Kutai Timur berada pada 6,3 persen dan terendah dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Kaltim.
Menyikapi data tersebut, Wabup Kasmidi Bulang mengungkapkan jika Pemerintah Kutim siap melakukan pembenahan dalam upaya pencegahan korupsi di Kutim. Bahkan jika memang diperlukan, pemerintah akan membuat sistem untuk mengantisipasi terjadinya korupsi.
“Intinya kita tidak mau juga jika dikatakan bahwa Kutim (pemerintah, red) terburuk, kita maunya Kutim ini menjadi daerah terbaik dan selalu menjadi pilot projek dalam segala hal dan rujukan bagi daerah lainnya di Kaltim, maupun di Indonesia. Namun tentu dengan adanya sosialisasi anti korupsi ini, Pemerintah Kutim siap mengoreksi segala kekurangan kita, mulai dalam tahap perencanaan pembangunan hingga proses penyelesaian pekerjaannya. Tentu agar kita tidak masuk dalam jerat korupsi,” ucap Kasmidi kepada wartawan, Selasa (14/11/2023).
Lanjut Kasmidi, tentunya upaya pencegahan korupsi sudah menjadi komitmen pemerintah Kutai Timur sejak awal. Namun dirinya juga tidak menampik jika selalu ada celah untuk melakukan tindak korupsi. Melalui kegiatan sosialisasi anti korupsi yang dilaksanakan, dirinya mengapresiasi dan pastinya menjadi bahan pembelajaran untuk lebih baik kedepannya, sebelum terlanjur melakukan tindak korupsi, secara sadar ataupun tidak.
“Karena itu, tadi Pak Bupati (Ardiansyah Sulaiman, red) saat pemaparan olek KPK, beliau meminta agar KPK dimana saja celah kelemahan pemerintah Kutim dan jika memang perencanaan kita merupakan yang terburuk, maka itu akan menjadi konsentrasi kita untuk melakukan pembenahan. Jadi intinya kita bersyukur dengan adanya kegiatan (sosialisasi, red) ini, dari pada kita jalan terus tanpa mengetahui kekurangan dan tiba-tiba akhirnya timbul permasalahan, apakah jelang akhir pekerjaan ataupun pasca penyelesaian pekerjaan, malah repot nantinya,” pungkas Kasmidi.(Red/SK-01/Adv)