Beranda ekonomi Merespons Ancaman Kesehatan dan Ketidaksetaraan Ekonomi di Masa Pandemi COVID-19 Pada tahun...

Merespons Ancaman Kesehatan dan Ketidaksetaraan Ekonomi di Masa Pandemi COVID-19 Pada tahun 2022

0

Loading

Vikko Ade Putra
NIM : 21430043
Program Studi Hubungan Internasional
Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Slamet Riyadi

e-mail: Vikkoadeputra@gmail.com

Abstrak

Pada tahun 2022, dunia masih merasakan dampak pandemi COVID-19 yang telah menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat dan memperburuk ketidaksetaraan ekonomi. Pandemi ini menguji ketahanan sistem kesehatan global serta memperlebar kesenjangan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Artikel ini mengkaji respons terhadap ancaman kesehatan dan ketidaksetaraan ekonomi di masa pandemi dengan menggunakan pendekatan Human Security, yang berfokus pada perlindungan individu dari berbagai ancaman multidimensi.

Analisis ini mencakup tinjauan terhadap upaya internasional dalam mendistribusikan vaksin secara merata, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan untuk mendukung
kelompok rentan yang terdampak. Studi ini menemukan bahwa meskipun ada kemajuan dalam respons global terhadap kesehatan melalui vaksinasi dan perbaikan infrastruktur medis, ketidakmerataan dalam distribusi vaksin dan akses ekonomi tetap menjadi tantangan utama. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan untuk mengatasi ketidakadilan dalam akses Kesehatan dan ekonomi di masa mendatang.

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, namun juga berdampak pada kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang per 19 April 2020. Pandemi
ini menyebabkan beberapa pemerintah daerah harus menerapkan kebijakan sosial berskala besar terbatas (PSBB). kebijakan yang mengandung unsur pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan perekonomian, kegiatan pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya. Menurunnya berbagai aktivitas berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan rentan. Untuk itu, pemerintah baik pusat maupun daerah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menangani penyebaran Covid-19 serta kebijakan untuk menangani perekonomian dan masyarakat akibat pandemi ini. Namun pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut harus dipantau dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya (Diningrat, 2020).

Konsep keamanan manusia sendiri menitik beratkan pada sejumlah isu kemanusiaan seperti keamanan ekonomi, ketahanan pangan, keamanan kesehatan, keamanan lingkungan, keamanan pribadi, keamanan kelompok/komunitas, dan keamanan politik. pada isu keamanan kesehatan untuk melihat bagaimana virus corona 19 mengancam keamanan manusia Ancaman yang ditimbulkan oleh Covid-19 berdampak pada kesehatan global, berdampak signifikan terhadap keamanan nasional, dan mungkin juga berdampak dampak negatif terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Hal ini menjadi perhatian khusus masyarakat internasional, khususnya Indonesia, karena ancaman tidak hanya datang dari serangan militer (ancaman tradisional) tetapi juga dapat berasal dari ancaman non-pemerintah. Praktik tradisional seperti pandemi Covid-19 juga mengancam keamanan Internasional publik global kesehatan (Hidayat, 2022).

Selain dampak langsung terhadap kesehatan fisik, upaya pencegahan epidemi Covid-19 juga menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian dan masyarakat tindakan pembatasan sosial seperti perintah untuk tetap di rumah, penutupan atau pembatasan akses ke tempat umum, pembatalan acara besar, pembatasan perjalanan serta anjuran membatasi kontak fisik, telah mengganggu kehidupan sehari-hari berdampak paling parah dirasakan pada bidang perekonomian, dimana banyak pekerja kehilangan pekerjaan atau menghadapi ketidakstabilan keuangan. Selain itu, aspek sosial juga terkena dampaknya, dengan meningkatnya perasaan terisolasi dan kecemasan sosial. Kompleksitas dampak pandemi COVID-19 menyoroti perlunya pemahaman mendalam serta respons yang efektif dan optimal dari berbagai sektor untuk mengatasi krisis kesehatan Masyarakat Kombinasi dampak kesehatan langsung dan tidak langsung, serta dampak ekonomi dan sosial menjadikan pandemi ini sebagai tantangan yang tidak hanya menyangkut bidang kesehatan tetapi juga bidang ekonomi, sosial, dan politik Hal ini menyoroti pentingnya kolaborasi antara organisasi dan negara untuk mengatasi pandemi ini dan dampaknya secara berkelanjutan Selain menjadi krisis kesehatan global yang serius, pandemi ini juga mempunyai konsekuensi ekonomi dan sosial yang signifikan (Araafi, 2024).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu tantangan terbesar pada tahun 2022 adalah distribusi vaksin yang tidak merata antara negara maju dan berkembang. Negara-negara maju mampu melakukan vaksinasi massal lebih awal, sedangkan negara-negara berkembang bergantung pada inisiatif global seperti COVAX untuk mendapatkan akses ke vaksin. Namun, distribusi ini masih belum mencakup semua populasi rentan di berbagai wilayah dunia, memperpanjang krisis kesehatan di banyak negara. Varian baru, seperti Delta dan Omikron, yang muncul pada tahun 2021, terus menjadi ancaman bagi kesehatan publik hingga tahun 2022. Meskipun vaksinasi berhasil mengurangi tingkat keparahan penyakit, penyebaran varian baru ini tetap menyebabkan peningkatan jumlah kasus yang signifikan di beberapa wilayah, khususnya di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah. Selain ancaman terhadap kesehatan fisik, pandemi juga berdampak besar pada kesehatan mental. Pembatasan sosial yang diperpanjang, ketidakpastian ekonomi, dan hilangnya orang- orang terdekat akibat virus ini meningkatkan jumlah kasus depresi, kecemasan, dan stres di seluruh dunia. Ini memperlihatkan pentingnya pendekatan yang lebih holistik terhadap ancaman kesehatan yang mencakup kesehatan mental. Pandemi COVID-19 juga meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi global, khususnya di negara-negara berkembang. Tahun 2022 menjadi tahun upaya global untuk pemulihan ekonomi, tetapi ada kelompok yang terdampak lebih parah dari pada yang lain.

Mayoritas pekerja di negara berkembang bekerja di sektor informal yang sangat terkena dampak oleh kebijakan pembatasan sosial dan lock down. Pada tahun 2022, meskipun banyak negara mulai pulih secara ekonomi, pekerja informal tanpa jaminan sosial atau perlindungan pekerjaan tetap mengalami ketidakpastian finansial. Banyak yang kehilangan pekerjaan selama pandemi, dan banyak dari mereka masih berjuang untuk mencari kembali pekerjaan. Meskipun pemerintah di berbagai negara memberlakukan paket stimulus ekonomi selama pandemi, namun akses terhadap bantuan ini sering kali tidak merata. Kelompok rentan seperti perempuan, minoritas, dan pekerja migran sering terpinggirkan dari program bantuan, yang menambah ketimpangan ekonomi. Pada tahun 2022, terdapat ketimpangan dalam distribusi bantuan dan stimulus, menunjukkan perlunya reformasi kebijakan yang lebih inklusif dan adil. Negara maju pulih secara ekonomi lebih cepat dibandingkan negara berkembang. Pada tahun 2022, negara-negara maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik berkat pelaksanaan program vaksinasi yang lebih cepat dan kebijakan fiskal yang lebih agresif. Negara-negara berkembang, terutama yang bergantung pada sektor pariwisata dan ekspor, masih mengalami kesulitan dalam pulih karena pembatasan global yang memperlambat pemulihan mereka.

Pembahasan mengenai hasil pengabdian, dikaitkan dengan hasil penelitian- penelitian/pengabdian sebelumnya, dianalisis secara kritis dan dikaitkan dengan literatur terkini yang relevan. Tahun 2022 menjadi tahun penting bagi banyak pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan kesehatan dan ekonomi guna merespons krisis yang terus berlanjut akibat COVID-19. Program vaksinasi global, meskipun telah menunjukkan kemajuan, masih memerlukan dukungan tambahan. Distribusi vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah tetap menjadi tantangan utama, dan keraguan terhadap vaksin di beberapa wilayah menghambat upaya vaksinasi.

Program seperti COVAX harus terus diperkuat untuk memastikan akses vaksin yang lebih merata di seluruh dunia. Banyak negara mulai menyusun rencana pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja baru, mendukung usaha kecil dan menengah, serta memperluas jaringan pengaman sosial. Namun, tanpa kebijakan inklusif, risiko memperdalam ketidaksetaraan dalam pemulihan dapat meningkat, terutama di kalangan kelompok rentan yang masih berjuang pulih dari dampak pandemi. Koordinasi internasional tetap menjadi faktor kunci dalam penanganan pandemi. Negara-negara perlu berkolaborasi dalam berbagi sumber daya kesehatan, meningkatkan kapasitas produksi vaksin, dan memastikan respons global yang terkoordinasi dalam penanggulangan varian baru. Kolaborasi dalam pertukaran informasi dan bantuan keuangan bagi negara-negara berkembang sangat esensial dalam mencapai pemulihan yang adil dan merata.

Kesimpulan

Pandemi COVID-19 tahun 2022 menyoroti signifikansi pendekatan Human Security dalam penanganan krisis global. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat, ketidaksetaraan dalam distribusi vaksin, dan kesenjangan ekonomi global merupakan tantangan yang signifikan. Meskipun upaya vaksinasi massal dan kebijakan ekonomi telah membantu sebagian mengurangi dampak pandemi, ketidakmerataan akses terhadap layanan kesehatan dan bantuan ekonomi tetap menjadi masalah utama. Negara-negara berkembang, pekerja informal, perempuan, dan kelompok rentan lainnya mengalami dampak yang lebih berat daripada negara-negara maju. Oleh karena itu, pendekatan yang memprioritaskan perlindungan individu dari ancaman kesehatan dan ekonomi mutlak diperlukan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat secara berkelanjutan.

Krisis ini juga mengungkapkan bahwa meskipun kerja sama internasional telah ada, respons global terhadap pandemi masih belum sepenuhnya inklusif dan adil. Ketidakmampuan untuk memastikan distribusi vaksin yang merata serta dukungan ekonomi yang tidak menyentuh semua lapisan masyarakat memperdalam ketidaksetaraan. Oleh karena itu, langkah-langkah tambahan diperlukan untuk meningkatkan koordinasi internasional dan memastikan kebijakan yang lebih berkeadilan bagi semua.

Saran:

Negara-negara, terutama yang berkembang, perlu memperkuat sistem kesehatan mereka dengan meningkatkan infrastruktur medis, memperluas akses layanan kesehatan, dan mempersiapkan diri menghadapi potensi krisis kesehatan di masa mendatang. Investasi jangka panjang dalam bidang kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan kapasitas tenaga medis dan penyediaan peralatan yang memadai.

Daftar Pustaka

Araafi, F. A. (2024). KESENJANGAN SOSIAL-EKONOMI PASCA PANDEMI COVID-
19 :. file:///C:/Users/hp/Downloads/470-Article%20Text-1507-1-10-20240314.pdf,
17.

Diningrat, R. A. (2020, November Kamis). Studi Dampak Sosial-Ekonomi Pandemi COVID-19 di Indonesia. Retrieved from https://smeru.or.id: https://smeru.or.id/id/research-id/studi-dampak-sosial-ekonomi-pandemi-covid- 19-di-indonesia

drg. Widyawati, M. (2021, Januari kamis). Pandemi COVID-19 Sebabkan Kesenjangan Keuangan. Retrieved from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200917/5434952/pandemi- covid-19-sebabkan-kesenjangan-keuangan/

Hidayat, A. (2022). Diplomasi Vaksin: StrategiIndonesia dalam Memperkuat Keamanan Kesehatan Nasional di Tengah Pandemi Covid-19. https://ijgd.unram.ac.id/index.php/ijgd/article/view/44/27, Pages 17-34.

Irawan, A. D. (2022). file:///C:/Users/hp/Downloads/1184-Article%20Text-5404-1-10- 20220227.pdf. Pengaruh Pandemi Dalam Menciptakan Ketimpangan Sosial, 251.

Limanseto, H. (2021, Agustus Kamis). Selain Berperan Atasi Krisis Global, Pemerintah Juga Kreasikan Berbagai Kebijakan untuk Pulihkan Perekonomian Nasional. Retrieved from https://ekon.go.id/: https://ekon.go.id/publikasi/detail/4440/selain- berperan-atasi-krisis-global-pemerintah-juga-kreasikan-berbagai-kebijakan-untuk- pulihkan-perekonomian-nasional

Melati, W. P. (2021, April Senin). Pandemi Covid-19 Dan Menurunnya Perekonomian Indonesia. Retrieved from https://www.djkn.kemenkeu.go.id/: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/16064/Pandemi-Covid-19-Dan-
Menurunnya-Perekonomian-Indonesia.html

Paksi, A. K. (2023, Mei Jum’at). PANDEMI COVID-19: DAMPAK GLOBAL DAN
PELUANG BAGI SEKTOR. Retrieved from file:///C:/Users: file:///C:/Users/hp/Downloads/511-1-2043-1-10-20230530%20(1).pdf