SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Untuk memaksimalkan proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Muara bengkal dan sekitarnya, Dinas Kesehatan Kutai Timur (Dinkes Kutim) berencana akan segera membangunkan rumah dinas (Rudin) bagi sejumlah tenaga dokter dan perawat yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Bengkal. Rencana ini disampaikan langsung Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (5/11/2024).
”Barusan kita selesai rapat, karena rencananya kami mau membangunkan rumah dinas bagi dokter dan perawat yang bertugas di RSUD Muara Bengkal. Jadi lokasinya berdampingan dengan bangunan Rumah Sakit yang ada sekarang dan sekaligus kami juga bangunkan pagar pembatas lahannya keliling, sekalian untuk mengamankan aset milik pemerintah” ucap Bahrani.
Lanjut Bahrani, saat ini rencana pembangunan Rudin tersebut masih menunggu proses penyelesaian pelepasan hak lahan dan pembuatan sertifikatnya oleh ahli waris pemilik lahan. Pada awalnya oleh pemilik tanah sudah menghibahkan lahan secara keseluruhan seluas 4,5 hektar dan tanpa sepengetahuan anak-anaknya sebagai ahli waris, ternyata sang ayah juga tengah mengurus sertifikat lahan tersebut. Dalam dalam perjalanan waktu, sang ayah sebagai pemilik lahan meninggal dunia.
”Ternyata anak-anaknya sebagai ahli waris gak tau bahwa almarhum bapaknya sudah mengurus sertifikat lahan seluas 4,5 hektar. Sementara dalam dokumen hibah masih tertera luasan yang dihibahkan 2,5 hektar. Jadi sisanya yang 2 hektar dikapling-kapling oleh ahli warisnya. Nah ini yang mau kami ”Clear and Clean-kan” dulu masalah lahannya. Makanya barusan kami rapat, kami undang semua yang berkaitan, mulai dari Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (DPPR) Kutim, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kutim, juga Bagian Aset di BPKAD Kutim,” jelas Bahrani.
Dikatakan, pada lahan tersebut rencananya akan dibangun tiga unit rumah dinas dengan nilai rencana proyek pembangunan sebesar Rp800 juta per unitnya. Pembangunan Rudin ini dikarenakan selama bekerja di RSUD Muara Bengkal, para dokter dan perawat ini masih mengontrak di pemukiman warga yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi Rumah Sakit yang ada sekarang.
”Jadi kami itu mau bangunkan tiga unit rumah dinas. Satu unit itu ada beberapa kamar dan diperuntukkan untuk mess perawat. Ada juga yang untuk dokter spesialis dan juga dokter umumnya. Nilai pembangunannya sekitar Rp800 juta per unitnya. Jadi kami bangunkan karena mereka itu, selama ini masih ngontrak di rumah masyarakat yang lumayan jauh dari lokasi Rumah Sakit yang ada sekarang. Jadi klo tiba-tiba ada tindakan medis darurat, tidak bisa cepat. Jadi klo sudah berdampingan kan tidak jauh lagi,” ujar Bahrani.
Lebih jauh dikatakan Bahrani, bukan tidak ingin segera melaksanakan proyek pembangunannya, namun pihaknya lebih memilih menuntaskan permasalahan lahan yang ada agar tidak ada permasalahan dengan pihak ahli waris di kemudian hari.
”Kan kami belajar dari kasus Puskesmas Sangatta Utara jadi khusus untuk Muara Bengkal ini, kami inginnya segala urusan sudah selesai di depan dan tidak ada lagi permasalahan dengan pihak ahli waris di kemudian hari. Jadi sudah kami komunikasikan dengan pihak ahli waris dan dibantu BPN dan DPPR Kutim. Semoga segera rampung dan tuntas,” harapnya.(Red-SK/Adv)