SUARAKUTIM.COM, SAMARINDA – Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutai Timur (Kutim) akhirnya merampungkan penyusunan dokumen Investment Project Ready To Offer (IPRO) Tahun 2024, untuk turunan kelapa sawit berbasis makanan (oleofood) dan turunan kelapa sawit berbasis kimia (oleochemical). Dengan menggandeng tim penyusun dari tenaga ahli PT Sucofindo, dokumen akhir IPRO ini disampaikan dalam bentuk Laporan Akhir IPRO 2024 yang dibarengi dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Bertempat di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Kamis dan Jumat (5-6 Desember 2024), dihadiri sejumlah perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kutim terkait, pelaku usaha perkebunan sawit dan tim ahli dari PT Sucofindo.
Kepala DPMPTSP Kutai Timur, Darsafani menuturkan penyusunan IPRO ini dapat memberikan gambaran komprehensif kepada investor, mengenai peluang dan potensi investasi industri turunan kelapa sawit (oleochemical) dan (oleofood) di Kabupaten Kutai Timur, khususnya pada Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batota Trans Kalimantan (KEK MBTK), termasuk analisis kelayakan investasi dari berbagai aspek.
“Kami ingin menyediakan informasi kepada calon investor tentang peluang usaha, kebutuhan lahan, kesiapan infrastruktur, bahan baku, serta analisis ekonomi dan kelayakan industri hilirisasi sawit (oleochemical) dan (oleofood) di Kabupaten Kutai Timur, khususnya pada KEK MBTK. Selain itu juga meningkatkan nilai tambah industri di Kutai Timur melalui hilirisasi kelapa sawit dan pengembangan sektor (oleochemical) dan (oleofood),” sebut Darsafani.
Lanjutnya, melalui kegiatan IPRO ini juga diharapkan bisa membuka peluang kerja dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Penyusunan IPRO ini menghasilkan produk berupa 2 (dua) Buku Investment Project Ready To Offer (IPRO) pada potensi turunan kelapa sawit berbasis kimia (Oleochemical) dan sawit berbasis makanan (Oleofood) Kabupaten Kutai Timur, dengan bahasa bilingual atau dua bahasa (Indonesia dan Inggris) pada Executif Sumary, Info Grafis dan Info Memo.
”Jadi kita berharap melalui penyusunan ini bisa membuka peluang kerja dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Penyusunan IPRO ini menghasilkan produk berupa dua Buku Investment Project Ready To Offer (IPRO) pada potensi turunan kelapa sawit berbasis kimia (Oleochemical) dan sawit berbasis makanan (Oleofood) Kabupaten Kutai Timur, dengan bahasa bilingual atau dua bahasa (Indonesia dan Inggris) pada Executif Sumary, Info Grafis dan Info Memo,” jelasnya.
Ditambahkan Darsafani, Investment Project Ready To Offer (IPRO) ini akan menjadi alat untuk mempromosikan KEK MBTK, serta dapat menarik minat para pengusaha perkebunan kelapa sawit di Kutai Timur untuk dapat segera membangun Industry Hilirisasi Perkebunan Kelapa Sawit di KEK MBTK Kutai Timur.
“Saya berharap, Investment Project Ready To Offer (IPRO) ini menjadi alat untuk mempromosikan KEK MBTK, dan dapat menarik minat para pengusaha perkebunan kelapa sawit di Kutai Timur untuk dapat segera membangun Industry Hilirisasi Perkebunan Kelapa Sawit di KEK MBTK Kutai Timur. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan-Nya kepada kita sekalian, Aamiin,” pungkasnya.(Red-SK/Adv)