Beranda KABAR KALTIM Kutim Menuju Standar Sawit Berkelanjutan: Bupati Sambut Tim USAID SEGAR dan GIZ...

Kutim Menuju Standar Sawit Berkelanjutan: Bupati Sambut Tim USAID SEGAR dan GIZ Sustain

0

Loading

Suarakutim.com, Kutai Timur – Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menerima kunjungan dari tim The United States Agency for International Development – Sustainable Environmental Governance Across Regions (USAID SEGAR) dan Konsorsium GIZ Sustain pada hari ini. Pertemuan tersebut membahas percepatan Kabupaten Kutai Timur menuju sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil berbasis pendekatan yurisdiksi / Jurisdictional Approach (RSPO – JA), yang menjadi standar keberlanjutan global untuk industri kelapa sawit.

Dalam penyampaiannya, Bupati Ardiansyah Sulaiman menegaskan pentingnya sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk masa depan pembangunan daerah. Menurutnya, sawit memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Kutai Timur.

“Kita sudah memproklamirkan, kita ingin hidup di Kutim ini mengandalkan SDA yang bisa diperbarui. Utamanya sawit, memang cocok, dan sawit kita kan memang terbesar di Kaltim. Kalau memang dunia menjadikan RSPO ini menjadi standar, ya nggak ada masalah bagi kita. Kenapa ini tidak kita maksimalkan?” ujar Ardiansyah.

lanjut ia menambahkan bahwa program RSPO berbasis yuridiksi ini sejalan dengan Visi “Kutai Timur Hebat 2045” yang diusung dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045. Visi tersebut menargetkan Kutai Timur sebagai pusat hilirisasi sumber daya alam yang maju, inklusif, dan berkelanjutan.

“Kita pada RPJPD pertama itu grand design-nya adalah agribisnis dan agroindustri. Ini saya simpulkan sudah 70% clear. Selanjutnya, di tahun 2045, visinya adalah menjadi pusat hilirisasi. Sifatnya ini bukan lagi harus, tapi wajib,” jelas Ardiansyah.

Pada kesempatan yang sama, Josi Khatarina, Environmental Governance Lead dari USAID SEGAR, mengapresiasi kesiapan Kutai Timur dalam menuju RSPO-JA. Ia menyatakan bahwa Kutai Timur lebih maju dibandingkan daerah lain di Indonesia dalam persiapan ini, menjadikannya kabupaten kedua di Indonesia setelah Seruyan yang menjadi piloting RSPO-JA. Secara global, Kutai Timur menjadi wilayah keempat setelah Ekuador, Sabah (Malaysia), dan Seruyan.

“Salah satu indikator penting yang sudah masuk dalam rencana kerja adalah pendataan Area Bernilai Konservasi Tinggi (ANKT). Kutai Timur sudah memiliki peta indikatifnya, dan ini menjadi salah satu milestone penting. Jadi, sebenarnya Kutim ini lebih maju,” ungkap Josi.

Di akhir Josi juga menjelaskan bahwa pendekatan berbasis yuridiksi ini telah didiskusikan di tingkat nasional terutama oleh Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

“Oleh ISPO dan RSPO sudah berkomunikasi, di level kementerian juga sudah dibahas, bagaimana dia sifatnya bisa bertahap begitu pak, jadi walaupun kita konteksnya RSPO tetapi juga sebetulnya mendorong percepatan ISPO itu sendiri,” pungkasnya.

Untuk memulai tahapan tersebut pertemuan bersama orang nomor satu di Kutim ini ditandai dengan agenda penandatangan Letter of Intent sebagai salah satu persyaratan tahap pertama menuju Piloting RSPO-JA, dimana persiapannya melibatkan FORMIKA, BAPPEDA, DISBUN serta OPD teknis dan mitra pembangunan terkait lainnya. (SK-05)