SANGATTA,Suara Kutim.com (5/9)
Dinas Kesehatan Kutim mendapat bantuan obatan untuk pemberantasan penyakot kaki gajah, namun ketiadaan dana untuk operasional petugas. “Obat dari kementerian kesehatan untuk diberikan ke semua penduduk Kutim di seluruh kecamatan, sudah datang 3 hari lalu. Sekarang, bagaimana melakukan pengobatan sedangkan anggarannya tidak ada seperpun,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Aisyah M Kes, didampingi Kabid pemberantasan penyakit menular M Yusuf.
Diungkapkan, pengobatan yang dilakukan per RT dalam bulan Oktober nanti selama sebulan memerlukan dana tidak sedikit. “Mau dilaksanakan dari mana anggaran, tidak dilaksanakan bagimana caranya apakah perawat dan tenaga medis di lapangan tidak makan,” ungkap Aisyah.
Diakui, pada awal perencanaan diusulkan Rp2 M untuk sosialisasi, termasuk pelaksanaan pengobatan. Namun dikasi Rp170 juta untuk sosialisasi. “Target Kemenkses 80 persen penduduk Kutim harus diobati dari penyakit filariasis sekarang saya berfikir, apakah ini dilaksanakan atau tidak,” tandasnya.
Aisyah menegaskan jika kegiatan tetap dilaksanakan hasilnya tidak maksimal karena kalaupun dilakukan dengan cara sukarela. “Kalau yang datang ke posko pengobatan dalam keadaan tidak makan, Saya yakin ini nanti akan jadi masalah baru, dilapangan karena tidak ada anggaran,” bebernya.
Sementara Yusuf menyebutkan di Kutim akan dilakukan pengobatan kaki gajah karena penelitian Balitbang Kesehatan Tanah Bumbu – Kalsel, pada tahun 2013 di Kutim ada 1,8 persen penderita kaki gajah. “Syarat melakukan pengobatan massal jika sudah diatas satu persen yang terkena. Karena itu, Kutim harus diobati secara massal dari penyakit, yang bisa disebarkan oleh semua jenis nyamuk ini,” terangnya.(SK-02/SK-11)