Beranda kutim AFI Tolak STIPER dan STAIS Digabung

AFI Tolak STIPER dan STAIS Digabung

0
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak disaksikan Kasdam VI Mulawarman, Bupati Ismunandar serta pejabat lainyya menandatangani prasasti peresmian Kampus STAIS serta Pemberian Nama Masjid Agung Sangatta menjadi Masjid Agung Al-Faruk.

Loading

SANGATTA (27/10-2017)
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menolak rencana Pemkab Kutim mengabungkan STAIS dengan STIPER. Dalam padangannya, kedua perguruan tinggi yang didirikannya ketika menjadi Bupati Kutim,mempunyai visi dan misi berbeda.
Ketika bertandang ke Sangatta belum lama ini, Awang Faroek menandaskan tujuan pendirian kedua perguruan tinggi berbeda yakni STIPER untuk membentuk warga Kutim yang siap mengawal program Gerdabangagri sementara STAIS untuk pendidikan dan pembinaan keagamaan. “Jangan dogabung, jika bisa kedepan STAIS menjadi Institut Agama Islam bahkan bisa menjadi Univerisitas Negeri Islam, sedangkan STIPER terus dikembangkan demi mencetak generasi-generasi muda Kutim yang mampu mengawal program-program pertanian, perikanan dan budidaya holtikutura lainnya,” sebutnya seraya menambahkan penguatan di sektor perkebunan.
Menurut Awang Faroek, yang kedatangannya ke Sangatta, pekan lalu, untuk meresmikan Kampus STAIS, alasan Pemkab Kutim mengabungkan kedua PT demi efisiensi dana terlebih di saat Kutim diterpa badai defisit, salah. “Dipisah atau digabung, sama –sama tetap memerlukan dana paling-paling yang berkurang hanya dana untuk operasional yayasan sementara kegiatan kampus tetap sama bahkan naik. Karenanya awalnya STPER dikelola Pemkab dan STAIS diserahkan ke swasta,” bebernya.
Rencana mengabungkan STIPER dengan STAIS diungkapkan Bupati Ismunandar, yang tujuannya agar efisien dalam pengelolaan serta pendanaan. Dengan pengabungan, diharapk kedua perguruan tinggi mengalami peningkatan status selain itu bisa menjadi univerisitas.(SK3)