SuaraKutim.com, Sangatta – Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kecamatan Busang, Laden Sibarani menyebutkan akibat masih rusaknya akses jalan dari ibukota Kabupaten menuju Kecamatan Busang saat ini, menyebabkan tingginya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat. Salah satunya yang dapat dirasakan oleh warga Busang, yakni tingginya harga semen.
“Klo untuk pasir, batu dan sejenisnya, kita (Busang, red) memiliki kekayaan untuk itu, tersedia cukup banyak. Hanya saja semen yang kita tidak punya dan harganya cukup tinggi di Busang. Mungkin karena rusaknya akses jalan dari Sangatta menuju Busang, sehingga menyulitkan angkutan ke sana (Busang, red), otomatis ongkos angkutnya juga jadi berlipat-lipat, harga jual jadi tinggi,” ujar Laden.
Bukan hanya semen, sejumlah barang kebutuhan warga juga nilai jualnya cukup tinggi, seperti minyak goreng dan gas tabung LPG, ukuran melon (3kg) maupun 12 kg. Terlebih untuk mengakses masuk ke kecamatan Busang harus menyeberangi Sungai, karena belum adanya jembatan penghubung akses darat.
Busang, merupakan kecamatan terluar yang ada di Kabupaten Kutai Timur. Beribu kota di Long Lees, kecamatan ini memiliki luas 3.721,62 km² yang merupakan 10,41% dari luas wilayah Kabupaten Kutai Timur. Saat ini Kecamatan Busang memiliki enam desa, yaitu Desa Long Bentuq, Desa Rantau Sentosa, Desa Long Pejeng, Desa Long Lees, Desa Long Nyelong, dan Desa Mekar Baru.
Adanya infrastruktur dasar yang layak, seperti jalan raya yang bagus, adanya ketersediaan air bersih, listrik 24 jam dan jembatan penghubung akses darat, menjadi harapan warga yang tinggal di Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur.(Red/SK-01/Adv)