SANGATTA,Suara Kutim.com (28/8)
Aksi penculikan yang dilaporkan SN – seorang pelajar SD 001 Sangatta Utara ternyata tidak benar, kasus yang dilaporkan orang tua dan sekolah ke Polsek Sangatta Utara tidak lain sebagai alasan pelajar kelas V ini tidak masuk sekolah. “Orang tua SN datang melaporkan bahwa apa yang ia laporkan Sabtu pagi ternyata rekayasa SN, aksi penculikan yang disebut-sebut SN tidak benar,” sebut Kapolres Kutim AKBP Roni Eko.
Disebutkan, Sabtu malam sekitar pukul 19.30 Wita, orang tua SN kembali mendatangi Polsek Sangatta menerangkan anaknya mengaku diculik orang tak dikenal merupakan cerita bohong karenanya SN takut dimarahi tidak sekolah. “Karena terlambat, korban bukan masuk sekolah lewat samping tapi langsung pulang ke rumah dengan jalan kaki mencari angkot lewat Jalan Karya Etam menuju Jalan Yos Sudarso,” terang kapolres.
Kepada Suara Kutim.com, Minggub (28/8) pagi, kapolres didampingi Kapolsek Sangatta AKP Mash’ud mengaku penyidik menemukan beberapa kegajilan dalam keterangan SN meski demikian tetap dilakukan pendalaman terhadap laporan warga Pinang Dalam Sangatta.
Seperti diwartakan, seorang pelajar SD 001 Sangatta Utara bernama SN (11), Sabtu (27/8) mengaku lolos dari sekapan kawanan penculik yang terdiri 3 pria dan 1 wanita. “Waktu kejadiannya sekitar pukul 07.30 Wita, tidal lama pintu utama sekolah ditutup,” terang SN kepada penyidik di Mapolsek Sangatta Utara.
Disebutkan setelah membawa SN ke dalam mobil, pelaku yang diketahui memakai topeng langsung membawa pelajar kelas V ini ke sebuah rumah. Di rumah penyekapan ini, SN diikat dengan tali rapia.
Dalam penuturannya, SN yang mengenakan seragam Pramuka menerangkan setelah mengikat dirinya, kesemua pelaku kembali pergi. Dalam keadaan tanpa penjaga, SN akhirnya berhasil melarikan diri dengan cara memotong tali. “Tempat saya diikat ada pisau, dengan pisau itu saya buka ikatannya,” bebernya.
SN sendiri setelah berhasil kabur, langsung kabur dengan cara naik angkot dan melaporkan apa yang dialaminya kepada SR. “Kasus penculikan sedang dalam penyelidikan tim Buser, sementara berdasarkan pengakuan korban tidak ada tindak pidana kekerasan lainnya,” terang Kapolres Kutim AKBP Rino Eko dan Kapolsek Sangatta AKP Mas’hud.
Namun dalam pennyelidikan lapangan, SN sama sekali tidak mengetahui tempat ia disekap yang berdasarkan waktu kejadian dengan ia lolos hanya dalam waktu 30 menit. “Artinya lokasi penyekapan itu dekat sekolah, tetapi korban sama sekali tidak mengaku tidak mengenal lokasinya meski beberapa lokasi sempat diperiksa,selain itu dalam rekaman CCTV tidak ada peristiwa yang dilaporkan terakhir pada tangan korban tidak terlihat adanya bekas ikatan tali,” ungkap sumber media ini.(SK2/SK3/SK12)