Beranda hukum Asri Tawang : Bisnis BBM Perlu Dana Segar

Asri Tawang : Bisnis BBM Perlu Dana Segar

0

Loading

JIKA  ada pemilihan pengusaha tersabar di Indonesia dan mendapatakn Rekor MURI, mungkin pilihannya jatuh pada Haji Kinsu – Direktur PT Manara Hasil Jaya (MHJ) Sangatta. Pasalnya, meski Pemkab Kutai hingga Rp51,8 M selama 3 tahun lebih, ia masih bersabar.

               Sementara sejumlah proyek lainnya diketahui Asri telah mendapat pembayaran, sementara usaha yang dilakoni Kinsu yang memerlukan dana segar setiap agar usaha lainnya jalan seperti SPBU berjalan tak mendapat perhatian. “Untuk mendapatkan BBM di Pertamina itu tidak mudah, karena harus ada dana masuk baru bisa artinya selama ini untuk membantu Pemkab mau tak mau memutar uang lain yang diperoleh dari usaha lain,” beber Asri.

Meski terus bertahan, namun kesabaran Kinsu akhirnya pecah. Ia akhirnya menyegel ruang kerja Kabag Perlengkapan Setkab Kutim Wahyu Male – tempat kontrak antara Pemkab Kutim dengan PT MHJ dilakukan selama ini. “Bagaimana nggak jengkel, kita ini pegang janji apalagi sampai ditulis dalam surat pernyataan Sekda tapi nggak juga terealisasi,” kata Asri Tawang – salah satu rekan Kinsu seusai melakukan penyegelan ruang kerja Kabag Perlengkapan Setkab Kutim, Kamis (9/5) siang.

Dijelaskan,  utang Pemkab sebesar Rp51,8 M  terjadi  sejak  tahun 2017-2018. Pada tahun 2018 lalu, pernah dijanjikan akan dibayar Rp19 M melalu APBD Perubahan ternyata ngak terwujud, bahkan kembali dijanjikan awal triwulan I Tahun 2019 namun hingga bulan Mei, belum juga. “Pemkab Kutim janji  menyelesaian utang  2016-2017 namum kenyataannya dengan total utang Rp 51,8 miliar hanya dibayarkan Rp 7,5 miliar,” ungkap Asri yang mengaku sudah ratusan bolak balik ke Kantor Bupati dan BPKAD Kutim menanyakan waktu pembayaran.

Belakangan, ungkap Asri, mereka dijanjikan lagi akan dibayar pada Kamis (9/5) namun kenyataanya juga tidak ada kabar bahkan Wahyu Male sebagai Kabag Perlengkapan yang bertanggungjawab terhadap kontrak BBM selama ini, tidak ada di tempat.

“Janjinya,  dibayar  hari ini namun kenyataannya  tidak dibayar lagi. Karena sudah kesal terus dijanji, makanya disegel saja ruanganya. Kami dijanji akan dibayar lagi Senin pekan depan sebesar  Rp20 miliar, tapi kami tetap menyegel ruang kerja Wahyu,” ungkap Asri seraya menambahkan soal utang BBM ini sudah ada dalam SK Bupati Kutim yang akan dibayarkan pada triwulan pertama.

Mantan politikus yang pernah bergabung di Partai Demokrat ini, menyebutkan dukungan PT MHJ kepada pemkab selama ini  tinggi. Ia menyebutkan beberapa kebutuhan akan BBM Pemkab dipenuhi meski tanpa diawali kontrak. “Bukan seliter atau sepuluh liter, tapi satu tangki mobil tetap saja dipenuhi seperti memenuhi kebutuhan genset RSU Kudungga ketika pemegang kontrak tak mampu lagi menyuplai namun dalam keadaan kritis justru Haji Kinsu yang sedang berada di luar negeri memerintah agar mobil tangkinya dikirim ke RSU Kudungga agar genset RSU Pemkab Kutim itu tetap nyala,” beber Asri seraya mengaku kenapa kepedulian PT MHJ tidak dibalas dengan memberi kemudahan dalam pembayaran.(SK1/SK2)