SANGATTA (31/3-2017)
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengungkapkan penyebab rusaknya jalan lintas provinsi dari Samarinda hingga Berau, selain cuaca juga banyaknya kendaraan besar dengan kapasitas di atas rata-rata melintas di jalur tersebut.
Menurut mantan Bupati Kutim 2 kali ini, berkali-kali perbaikan dilakukan dengan mengerjakan pengaspalan jalan, namun karena kondisi cuaca yang kurang mendukung sehingga aspal cepat terkelupas. Kondisi ini ditambah ukuran kendaraan rata-rata besar dan berkapasitas lebih dari 8 ton, seperti truk pengangkut sawit, tronton hingga trailer yang diyakini kapasitasnya pasti lebih dari 10 ton.
“Kendaraan-kendaraan ini yang harus dilakukan penertiban. Selain kapasitasnya yang over, juga berakifitas di siang hari. Padahal secara aturan seharusnya kendaraan kelas berat tersebut baru boleh beroperasi di malam hari,” sebut mantan anggota DPR-RI ini.
Ia menyebutkan, pada tahun 2017, tersedia anggaran pemeliharaan jalan provinsi dan negara yang digunakan memperbaiki seluruh jalur provinsi dan negara yang ada di Kaltim, termasuk jalan Bontang-Kutim, hingga Wahau dan Maloy.
Selain itu, hadirnya Balai Jalan Kalimantan Wilayah 3 nantinya ikut bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap jalan-jalan provinsi dan negara. Sementara proses perbaikan dan peningkatan kualitas jalan provinsi maupun negara ini akan dilakukan berkelanjutan.
Dalam lawatannya dipeghujung bulan Maret ini, Awang Faroek Ishak menyempatkan meninjau pembangunan Pelabuhan Laut di Kenyamukan Sangatta yang masuk dalam Tol 8 jalur pelayaran nasional. Selain itu, dirinya melakukan peninjauan Ground Breaking Pembangunan Pabrik Tepung Singkong dan Tepung Pisang di Kawasan Industri Maloy Kecamatan Sangkulirang, panen padi di Desa Cipta Graha Kecamatan Kaubun dan sekaligus meninjau pembangunan jalan trans nasional sepanjang 17 kilometer, mulai simpang jalur trans Kalimantan hingga menuju Pelabuhan Industri Maloy. (SK3/SK11)