SANGATTA (18/4-2017)
Jajaran Pemkab Kutai Timur (Kutim) tampaknya harus siap-siap mengencangkan ikan pinggangnya, pasalnya “badai” defisit diprediksi kembali terjadi. Isyarat itu dilontarkan Presiden Joko Widodo, belum lama ini. “ Indonesia masih mengalami kondisi keuangan yang tidak stabil, sehingga tentu akan berdampak dan berimplikasi kepada seluruh daerah di Indonesia” kata presiden.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kutim, Irawansyah ketika dikonfirmasi Suara Kutim.com seputar pernyartaan Presiden Jokowi, menerangkan Pemkab belum menerima surat pemberitahuan dari pemerintah pusat yakni Kementrian Keuangan. “Saya sudah mendengar statmen Presiden Jokowi tentang labilnya kondisi keuangan negara itu, namun apa yang dilakukan pemerintah pusat belum diketahui,” terang.
Meski demikian, diakui, jika Kutim kembali dilanda defisit kemungkinan besar yang bakal terpangkas Dana Alokasi Umum (DAU), sehingga berimbas dengan pemangkasan beberapa item belanja daerah.
Irawansyah memprediksi, pemangkasan tidak sebesar tahun lalu, selain itu antisipasi terjadinya defisit, Pemkab mulai mengerem belanja dan pengeluaran serta lebih menggenjot Pendapatan Asli Daerah. “Tahun ini, Kutim mendapatkan DAU sebesar Rp 500 miliar dari pusat. Jika terjadi defisit, kemungkinan akan terjadi pemangkasan antara 2 persen hingga 3 persen dari DAU,” ungkapnya seraya berharap masyarakat tetap tenang dan tidak perlu khawatir berlebihan. (SK3/SK11)