SANGATTA (13/8-2018)
Harapan Pemkab Kutim, Sangatta bisa meraih Penghargaan Adipura sepertinya belum bisa karena sejumlah permasalahan menjadi pengganjal bagi Kutim untuk bisa meraih penghargaan bergengsi dalam upaya pengelolaan lingkungan tersebut.
Tidak layaknya Tempat Pembuagan Akhir (TPA) Batota, menjadi momok dan menjatuhkan penilaian bagi Kutim untuk meraih Penghargaan Adipura.
Bupati Kutim, Ismunandar saat dikonfirmasi terkait permasalahan Adipura mengakui Pemkab terus berusaha maksimal dalam melakukan pembenahan – pembenahan agar Sangatta sebagai ibukota Kutim bisa meraih Adipura. “Meraih penghargaan Adipura bukanlah tujuan utama, namun jika Kutim bisa meraih penghargaan Adipura maka hal tersebut tentu akan menjadi sebuah motivasi tersendiri baik bagi Pemkab maupun masyarakat Kutim,” ungkapnya.
Terkait TPA Batota yang hingga kini terus menjadi pengganjal bagi, ia mengakui jika sudah ada pembicaraan kepada pihak PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk memanfaatkan lubang bekas tambang sebagai wadah atau lokasi TPA yang baru.
Namun dari permintaan luasan lahan sebesar 30 hektar, pihak KPC baru bisa menyediakan s 6 hektar. Dijelaskan, dengan luasan yang kini tersedia tidaklah mengapa untuk sementara dimanfaatkan terlebih dahulu. Terlebih, saat ini pengelolaan sampah di Kutim berlahan-lahan sudah mulai terpadu dengan hadirnya bank sampah dan alat pencacah sampah milik UPT Persampahan Sangatta Utara. Dengan demikian, otomatis volume sampah yang dikirim ke TPA nantinya akan berkurang. Sehingga dirasa TPA seluar 6 hektar tersebut dianggap cukup sementara. Terlebih TPA Batota yang ada sekarang sudah over kapasitas.(SK3)