<em>SANGATTA (26/4-2018)
Batik khas Kutai Timur (Kutim) ternyata tidak kalah dengan batik dari daerah di Pulau Jawa seperti Solo dan Pekalongan. Ini terbukti saat sejumlah batik khas Kutim yang ditampilkan 4 perajin di Inacraf Tahun 2018, sejumlah pengunjung memberikan apresiasi akan Batik Kutim seperti Wakaroros.
Muhamad Ali salah seorang perajin Batik Kutim asal Rantau Pulung yang mengikuti Inacraf 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta, tidak menyangka stand Olsabara – binaan PT KPC, menjadi perhatian pengunjung pameran yang dibuka Wapres Jusuf Kalla. Kepada Suara Kutim.com melalu telepon, selain dirinya, perajin yang disertakan Olsabara di Inacraf yakni Trisno, Juwita dan Masniar. “Alhamdulillah,animo masyarakat tinggi termasuk dari luar negeri seperti Jepang,” terang pria yang mengelola sanggar Batik Masri – Rantau Pulung ini.
Pameran kerajinan berskala internasional, dijadwalkan berlangsung hingga Ahad (29/4) merupakan yang 20 kali digelar. Wapres Jusuf Kalla yang mengaku sudah 4 kali membuka Incraf, menilai pameran kerajinan yang banyak melibatkan perajin se nusantara ini, telah mengalami kemajuan.
Olsabara sebagai tempat penyaluran karya pembantik Kutim ini, menyertakan semua karya binaannya agar bisa dikenal daerah lain termasuk luar negeri, tak heran saat ini batik khas Kutim sudah banyak dipakai masyarakat dalam aktifitas keseharian terutama di kantor-kantor Pemkab Kutim. (SK13)