Kadis Koperasi dan UKM ketika berdialog dengan PT KDA |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kutim, dirasakan masyarakat. Jika selama ini masyarakat Kongbeng dan Muara Wahau sudah merasakan “lezat” buah kelapa sawit, kini giliran warga Telen.
Sejumlah warga Telen semenjak PT Kresna Duta Agroindo (KDA) beroperasi, perlahan kehidupan masyarakat Telen mulai membaik. Warga Telan, yang terlibat dalam program plasma dengan PT KDA, dalam tiga tahun terakhir mulai mengemukan pundi-pundi tabungannya.
Yan Ipul – Ketua Koperasi Sawit Harapan Jaya (SHJ) menjelaskan hanya dalam waktu tiga tahun, 300 orang peserta plasma sudah berpenghasilan diatas rata-rata dan jauh dari kata miskin. “Pada awalnya pendirian koperasi ini ditentang masyarakat, namun kini rata-rata para petani plasma mendapatkan penghasilan kotor antara dua juta setengah sampai empat juta per hektar per bulan,” terang Yan Ipul.
Anggota Koperasi SHJ setiap bulan, ujar Yan Ipul, bisa mengantongi Rp10 juta dalam setahun, namun rata-rata warga memiliki minimal empat hektar. “Setiap kepala keluarga sudah punya penghasilan tetap minimal sepuluh juta setahun,” sebut Yan Ipul.
Menurut Yan, hingga 31 Desember 2013 lalu, koperasi yang dipimpinnya sudah memiliki omset Rp32 miliar yang diperoleh dari usaha penyedia jasa angkut tandan buah segar (TBS) sawit hasil perkebunan inti dan plasma. “Deposito petani plasma sekarang mencapai lima miliar lebih,” ungkap Yan Ipul kepada sejumlah wartawan.
Ia menyebutkan, pada tahun 2014, Koperasi SHJ berusaha meningkatkan taraf hidup petani dengan menargetkan penghasilan tiap bulannya. Selain SHJ, sudah menjalankan usaha simpan pinjam dengan modal Rp150 juta. “Keberhasilan koperasinya membina petani plasma ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan Dinas Koperasi dan UKM Kutai Timur dan PT Kresna Duta Agrindo serta kerjasama semua anggota koperasi Sawit Harapan Jaya,” beber Yan Ipul.(SK-03)