SANGATTA,Suara Kutim.com (1/8)
Demam batu akik yang melanda masyarakat nusantara berdampak menimbulkan klaim masyarakat sebagai jenis batuan khas daerah termasuk warga Kutim yang mengklaim batu akik khas Busang, Muara Ancalong, Muara Wahau dan Kongbeng yang didominasi jenis batu fosil meranti merah, ulin merah dan raflesia.
Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman saat mengunjungi pameran dan kontes batu akik yang digelar bersamaan Expo Teknologi Tepat Guna (TTG) se Kaltim di Graha Expo mengaku kagum dengan kekayaan jenis batu akik Kutai Timur.
Menurut Ardiansyah, keaneka ragaman jenis batu-batuan yang dimiliki Kutai Timur cukup menjanjikan. Kepada Suara Kutim.com ia menyebutkan kini kedepannya bagaimana masyarakat atau komunitas pecinta batu akik lebih mengembangkan potensi namun tetap ramah lingkungan dalam mengeksploitasi alam.
Ardiansyah mengaku sebagai pecinta batu akik dengan mengoleksi beberap jenis batu akik dan batu mulia hanay saja jarang memakai. Terhadap adanya kebijakan sejumlah daerah yang mewajibkan pegawai memakai batu akik, Ardiansyah menyatakan tidak akan melakukan karena persoalan pemakaian batu akik hak masing-masing pegawai demikian yang tidak suka. “Tidak ada kewjiban atau pelarang, namun terpenting saat bekerja fokus dengan pekerjaan jangan saat bekerja lebih fokus dengan masalah batu akik,” pesa Ardiasnyah.(SK-03/SK-11)