Beranda kutim adv pemkab Camat Abas Sebut Penting Perbaikan Data Stunting Kutim, Khususnya Wilayah Sangatta

Camat Abas Sebut Penting Perbaikan Data Stunting Kutim, Khususnya Wilayah Sangatta

0

Loading

SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Camat Kecamatan Sangatta Selatan, Abas meminta agar ada perbaikan dan sekaligus update terkait data Stunting Kabupaten Kutai Timur, khususnya untuk wilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Hal ini disampaikan Abas, saat dirinya mengikuti kegiatan studi tiru sekaligus orientasi lapangan yang dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (11/11/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik dalam penanganan stunting yang telah dilakukan oleh BKKBN NTB.

Kepada wartawan, Abas menyebutkan jika angka temuan kasus stunting Kabupaten Kutai Timur khususnya wilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan sangat jauh dari kondisi riil di lapangan. Terlebih pada dua kecamatan itu, didominasi warga yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan juga pegawai perusahaan tambang Batubara.

“Intinya data stunting itu yang ada di Kutai Timur, khususnya Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan itu harus diperbaiki. Karena dari sekian data (Stunting, red) itu tidak mungkin orang tua itu tidak membawa anaknya berobat ke fasilitas layanan kesehatan,” ucap Abas, Senin (11/11/2024).

Lanjutnya, bagi orang tua yang bekerja di perusahaan swasta atau pertambangan, tidak mungkin jika tidak memanfaatkan fasilitas layanan Kesehatan yang disediakan oleh pihak perusahaan tempatnya bekerja. Dan tentunya istri dan anaknya otomatis juga mendapatkan jaminan atau ditanggung melalui fasilitas kesehatan perusahaan.

“Selama ini data yang dikumpulkan berdasarkan hasil survei di Puskesmas dan Posyandu. Tetapi bagaimana dengan warga yang bekerja di perusahaan swasta seperti pertambangan, tidak mungkin jika tidak memanfaatkan fasilitas layanan Kesehatan yang disiapkan pihak perusahaan. Bahkan mungkin saja lebih lengkap karena ada dokter spesialis dan lainnya,” sebutnya.

Dikatakan Abas, di Kecamatan Sangatta Selatan khususnya Desa Sangatta Selatan dan Singa Geweh yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sangatta Utara, memang didominasi warga yang bekerja di perusahaan tambang Batubara. Berbeda dengan Desa Teluk Singkama dan Sangkima, tentu animo masyarakat di kedua desa tersebut untuk memanfaatkan fasilitas layanan Kesehatan milik pemerintah masih cukup tinggi.

“Saya sudah pernah minta agar ada pembaharuan data stunting terhadap warga yang tinggal di Desa Sangatta Selatan dan Desa Singa Geweh yang memang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sangatta Utara, namun hingga kini tidak bisa dilakukan. Tidak mungkin wilayah Sangatta yang luas itu dan penduduknya mayoritas pekerja di tambang Batubara tidak memanfaaatkan fasilitas Kesehatan perusahaan. Beda klo di Desa Teluk Singkama dan Desa Sangkima, warga di sana masih memanfaatkan fasilitas kesehatan milik pemerintah, Puskesmas dan Posyandu,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, Berdasarkan data dari e_PPGBM Per Juni 2024, jumlah anak stunting Tingkat kecamatan dapat dilihat. Berdasarkan data ini, Kecamatan Muara Bengkal terdapat jumlah anak stunting yang cukup tinggi yakni sebanyak 224 anak, sementara Batu Ampar menjadi wilayah yang sedikit adanya kasus stunting yakni 5 anak. Kemudian kecamatan lainnya seperti Muara Ancalong ada 36 anak, Muara Wahau 110 anak, Sangatta Utara 68 anak, Sangkulirang 136 anak, Busang 53 anak, Telen 41 anak, Kombeng 137 anak, Bengalon 216 anak, Kaliorang 140 anak, Sandaran 44 anak, Sangatta Selatan 148 anak, Teluk Pandan 73 anak, Rantau Pulung 144 anak, Kaubun 55 anak, Karangan 74 anak, dan Long Mesangat 29 anak.(Red-SK/Adv)