Beranda kesehatan Camat Bengalon Minta Kades Perhatikan Masalah Stunting

Camat Bengalon Minta Kades Perhatikan Masalah Stunting

0
Camat Bengalon Suharman saat mendengarkan pengarahan Bupati Ismunandar soal penanganan stunting.(Foto Kecamatan Bengalon)

Loading

SANGATTA (29/8-2019)

            Tingginya masalah stunting di Bengalon diakui Camat Bengalon, Suharman menjadi perhatiannya. Karenanya, ia meminta kepala desa aktif melakukan pemantauan terhadap warganya yang potensi stunting.

            Kepada Suara Kutim.com, pria yang akrab disapa Cono ini menerangkan belum lama ini dilakukan pertemuan di Desa Sapaso Selatan terkait penangangan Stunting, hal serupa juga digelar di Sepaso Barat.

            Didampingi Ernawaty – Sekcam Bengalon, Rakor Penanganan Stunting diharapkan jumlah warga stunting berkurang.  “Stunting merupakan suatu kondisi tubuh manusia dalam keadaan kerdil atau  gangguan pertumbuhan fisik dan otak yang biasa terjadi pada anak-anak karenanya Kecamatan Bengalon bertekad memerangi stunting, karena menyangkut masa depan anak-anak Bengalon,” kata Suharman.

            Disebutkan, pada Rakor Stunting peserta yang terdiri aparat desa dan Ketua RT, diberikan pemahaman akan stunting dan penyebabnya. Ernawaty membenarkan, banyak masyarakat yang tidak mengerti penyebab terjadinya stunting seperti kekurangan gizi,  pola hidup yang tidak sehat,  Lingkungan kumuh, tertinggal dan tidak terpenuhinya sarana prasarana dasar, dan ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang jauh dari standar pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

            Diharapkan, ujar Suhraman,  setelah Rakor Stunting, setiap desa mulai melakukan upaya pencegahan dan pembinaan kepada masyarakat melalui  sosialisasi, pendidikan dan pembinaan kesehatan kepada masyarakat,  menerapkan pola hidup sehat dan makanan yang seimbang,  menciptakan lingkungan yang sehat, tersedianya  suplemen atau  tambahan gizi, makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan secara berkala. “Peran Serta Pemerintah Desa  dalam menekan angka atau mengantisipasi masalah Stunting  salah satunya dengan menganggarkan dari Dana Desa,” sebut Suharman.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kutim,  Bahrani Hasanal menyebutkan angka stunting atau orang kerdil di Kutim, tinggi. Dari pendataan terakhir di tahun 2018 lalu, jumlah penduduk Kutim yang masuk kategori stunting mencapai 2000 jiwa yang tersebar di 18 kecamatan di Kutim.

Ia menyebutkan, stunting terbanyak  di  Bengalon yang disinyalir akibat kesalahan dalam mengolah makanan, yang mengakibatkan hilangannya unsur kandungan gizinya. Atau masyarakat hanya berfikir mengenyangkan perut daripada mengutamakan kandungan gizi pada makanan.(SK4)