Beranda kutim Catatan Perjalanan Haji (1)

Catatan Perjalanan Haji (1)

0

Loading

Latihan Jalan Kaki Minimal 1 Km Sehari

Suasana jamaah menuju Masjidil Haram

MELAKSANAKAN ibadah haji saat ini tidak bisa lagi dapat dilakukan berkali-kali, pasalnya yang mendaftar sudah ratusan ribu  orang sementara quota terbatas. Tak heran, sejumlah daerah daftar haji mencapai 20 tahun. Tahun 2018 lalu, Pimpred Suara Kutim.com, Syafranuddin,  berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama jamaah haji Kutim. Sebagai wartawan, tentu banyak hal yang menjadi catatannya, sebagai oleh – oleh juga berbagi pengalaman, catatan itu mulai hari ini kami turunkan secara bersambung, semoga bermanfaat.(Red)

M.Syafranuddin – Pimpred Suara Kutim.com

NAIK haji, merupakan perjalanan yang diidam-idamkan ummat Islam.Setiap shalat, ummat Islam selalu berdoa dapat menunaikan ibadah haji. Pasalnya, bisa atau tidaknya menunaikan ibadah haji merupakan rahasia Allah SWT.

Karenanya untuk melaksanakan ibadah haji sesempurna mungkin, calon jamaah sebelum berangkat wajib mempelajari hukum-hukum haji agar ibadah yang dilakukan tidak sia-sia, terlebih jatah untuk berhaji saat ini hanya 1 sekali seumur hidup karena faktor yang antri yang panjang.

                Agar selama di Makkah, Arafah, Musdalifah dan Mina yang merupakan bagian dari prosesi haji tidak salah, calon jamaah haji benar-benar mempelajari aturannya terlebih saat berada di Arafah, Musdalifah  dan  Mina yang merupakan bagian terpenting selama berhaji.

                Tentu saja prosesi ibadah haji yang baik dan benar itu tentu saja disampaikan para ahlinya yang ada di Kementrian Agama yang diberikan melalui manasik, namun bisa dipelajari dari sejumlah buku dan pengalaman orang lain.

                Melaksanakan ibadah haji memang memerlukan kesiapan paripurna, tidak saja uang yang cukup tetapi ilmu dan fisik yang kuat. Memang selama di tanah suci beragam kondisi jamaah ditemukan, mereka sangat antusias untuk melaksanakan ibadah di Masjidil Haram.

                Tak heran, 3 jam sebelum waktu shalat fardu, jutaan jamaah sudah menuju Masjidil Haram. Jika tidak akan kebagian tempat shalat di luar atau pelantaran Masjidil Haram. Kondisi ini tiada lain karena bagian dalam Masjidil Haram sudah padat terlebih di pelataran Ka’bah.

                Bagi jamaah yang terlambat datang, tentu akan diarahkan petugas ke tempat-tempat yang masih kosong selain pelantaran seperti sekitar

This image has an empty alt attribute; its file name is IMG-20180823-WA0052-576x1024.jpg
Aktifuitas Jamaah Haji di Mina untuk melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah yang berjarak lebih 1 Km dari pemondokan, ditambah cuaca yang panas.

Seng yang kini telah dibangun bangunan baru dari proyek perluasan Masjidil Haram.

                Karena jaraknya lumayan jauh tentu, jamaah harus kuat jalan kaki karena tak ada satupun sarana transportasi yang membawa jamaah kecuali mobil pembawa jenazah. Terlebih-lebih jika pemondokan berada di ring satu atau sekitar 1,5 Km dari Masjidil Haram  tak ada bus shalawat,  terlebih menjelang Wukuf semua kendaran termasuk bus shalawat berhenti beroperasi.

                Kondisi ini membuat jamaah harus  jalan kaki, termasuk petugas.  Karenanya sebelum berangkat jamaah haji hendaknya aktif latihan jalan kaki minimal 1 Km agar saat di Makkah dan Madinah sudah terbiasa. (bersambung)