Beranda kutim adv pemkab Cegah Stunting, Dinkes Sasar Pemenuhan Gizi Calon Pengantin Sebelum Menikah

Cegah Stunting, Dinkes Sasar Pemenuhan Gizi Calon Pengantin Sebelum Menikah

0
Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, Bahrani Hasanal

Loading

SuaraKutim.com, Sangatta – Salah satu dari program Kesehatan yang diusung Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur, yakni upaya penurunan angka Stunting di Kabupaten Kutai Timur. Stunting, adalah suatu keadaan dimana terjadi kekurangan protein jangka panjang, terutama di 1000 hari pertama kehidupan, yakni selama sembilan bulan kehamilan hingga anak berumur dua tahun.

Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal menyebutkan mengapa diambil pada rentang usia 1000 hari pertama kehidupan, hal tersebut dikarenakan pada masa tersebut merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan otak sangat besar.

“Karena pada usia seribu hari pertama kehidupan itu, merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan otak yang sangat besar, yakni 70 hingga 80 persen. Sehingga jika (seribu hari, red) itu terlewatkan maka untuk mendapatkan 20 hingga 30 persen perkembangan otak selanjutnya akan sangat sulit. Yang rugi ya kita sendiri,” ujarnya.

Akibat keteledoran orang tua yang abai terhadap pertumbuhan anak, akhirnya anak-anak yang diharapkan pada masa depannya menjadi generasi unggul hanya menjadi generasi dengan tingkat intelektual yang rendah dibandingkan orang normal pada umumnya.

“Anak yang diharapkan menjadi generasi unggul di masa depannya, tapi akibat kita lalai mengintervensi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan proteinnya pada seribu hari pertama kehidupan, maka besarnya si anak memiliki intelektual yang rendah, dibandingkan orang normal pada umumnya,” sebut Bahrani.

Diterangkan Bahrani, saat ini pemerintah membuat sejumlah program untuk melakukan pencegahan stuntung sejak dini, di antaranya pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil. Selain itu, jauh sebelumnya Dinas Kesehatan juga sudah memprogramkan pengecekan kesehatan bagi calon pengantin (Catin), khususnya bagi perempuan dengan melakukan pengecekan kesehatan sebelum menikah.

“Sebelum menikah, calon pengantin perempuan wajib melakukan pengecekan kesehatan tiga bulan sebelumnya. Jika diketahui mengidap kekurangan darah atau anemia, maka diberikan tablet tambah darah. Jika pada pengecekan fisiknya terutama pada lingkar lengan diketahui mengalami kekurangan gizi, maka kita bantu dengan tambahan makanan atau minimal kita berikan edukasi untuk bisa meningkatkan gizi calon ibu,” terangnya.

Pentingnya edukasi kesehatan bagi remaja putri, ujar Bahrani, agar sebelum menikah para calon ibu tersebut harus dipastikan dalam keadaan sehat. Sehingga nantinya setelah menikah, diharapakan melahirkan bayi-bayi yang menjadi generasi unggul.

“Mengapa Catin (calon pengantin, red) khususnya perempuan menjadi perhatian serius kesehatannya, karena menurut penelitian orang yang menikah itu 70 persen hamil di tahun pertama pernikahan. Sehingga tidak sempat lagi jika berfikir untuk menyiapkan kondisi kesehatan calon ibu jika sudah hamil. Makanya para calon pengantin ini menjadi salah satu program Dinkes dalam hal pencegahan stunting sejak dini,” pungkas Bahrani.(Red/SK-01/Adv)