SANGATTA (18/5-2018)
Posisi Kutai Timur (Kutim) yang berada di ALKI II atau jalur stategis , diakui Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Mulyan Budhiarta menguntungkan dari segi perekonomian, namun di sisi lain, salah satu daerah rawan untuk dimasuki teroris melalui jalur laut.
Terlebih, ujar Danlanal Mulyan Budhiarta, perairan Kutim bisa ditempuh dari berbagai daerah seperti Sulawesi atau Philipina. “Banyak pelabuhan dan pintu-pintu masuk dari sisi laut yang mengarah ke Kutai Timur, hal tersebut merupakan tantangan yang dihadapi Kutai Timur dalam menghadapi terorisme. Kutai Timur merupakan daerah perbatasan yakni dengan Berau, Tarakan dan Nunukan, bahkan juga berdekatan dengan Negara Philippina yang diketahui sudah didiami oleh teroris secara besar-besaran,” bebernya.
Kepada masyarakat, ia nengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan warga masyarakat yang berada dipesisir pantai. “Jika menemukan orang yang mencurigakan, segera dilaporkan keaparat pemerintah baik Ketua RT, Kepala Desa, Polsek dan Koramil maupun Pospol TNI-AL seperti di Tanjung Mangkaliat,” pesanya.
Ia menegaskan, aksi terorisme tidak berkaitan dengan agama meskipun bentuknya sering masuk ke dalam ranah agama manapun terlebih Islam yang selalu mengedepankan kedamaian. “Tindakan teroris itu perbuatan keji, karenanya harus dilawan dan jangan diberi pelaung bisa hidup tanah Indonesia,” imbuh Danlanal Mulyan Budiartha.(ADV-KOMINFO)