Beranda kutim adv pemkab DP2KB Kutim Gelar Monev di Muara Ancalong, Ingatkan Kolaborasi Kader Atasi Stunting

DP2KB Kutim Gelar Monev di Muara Ancalong, Ingatkan Kolaborasi Kader Atasi Stunting

0
Puluhan kader dan penyuluhan Keluarga Berencana (KB) saat mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur di Kecamatan Muara Ancalong. (Foto : IST)

Loading

SUARAKUTIM.COM, Muara Ancalong – Puluhan orang yang terdiri dari Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Kader Kampung Keluarga Berkualitas (KKB), kader, dan sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Muara Ancalong, Selasa (2/7/2024), berkumpul di Gedung PNPM Desa Kelinjau Ulu, Kecamatan Muara Ancalong. Mereka berkumpul untuk mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur (Kutim).

Kepala DPPKB Kutai Timur Achmad Junaidi saat memberikan arahan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) di Kecamatan Muara Ancalong. (Foto ; IST)

Kepala DP2KB Kutim, Achmad Junaidi dalam arahannya menegaskan pentingnya kegiatan ini. “Tujuan kami ke kecamatan ini adalah untuk melihat fakta lapangan anak-anak yang dinyatakan berisiko stunting,” katanya.

Junaidi menekankan bahwa penanganan langsung terhadap anak yang berisiko stunting harus melibatkan berbagai pihak, termasuk Puskesmas, Tim Posyandu, Penyuluh, Kader, pihak Kecamatan dan Desa, serta tim Penggerak PKK dan Darma Wanita.

“Mari kita lihat fakta lapangan dan data yang riil. Tim harus bekerja menyajikan data laporan yang akan diteruskan secara hirarki berjenjang hingga ke Kabupaten untuk digunakan dalam menyusun program kegiatan yang tepat sasaran,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak boleh lagi menunggu, tetapi harus jemput bola sesuai data by name by address yang terekam di aplikasi SKI (Survey Kesehatan Indonesia) maupun data Dinkes (Dinas Kesehatan).

Junaidi menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terhadap data dan fakta lapangan. Ia mengungkapkan kekhawatirannya apakah para penyuluh dan kader benar-benar bekerja sesuai arahan dan petunjuk BKKBN dan Kemenkes. Selain itu faktor genetik dan kondisi kesehatan orang tua bisa memengaruhi hasil penilaian stunting.

“Jangan hanya menyajikan data, tetapi pertimbangkan juga cara dan metode pengukuran serta penimbangan yang digunakan di lapangan, Jika ada penyakit turunan seperti paru-paru, maka penanganan PMT yang diberikan tidak cukup. Harus dikonsultasikan lebih lanjut kepada pihak puskesmas dan diobati dulu penyakitnya sebelum diberikan PMT sesuai standar gizi yang dianjurkan” tambahnya.

Puluhan kader dan penyuluhan Keluarga Berencana (KB) saat mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur di Kecamatan Muara Ancalong. (Foto : IST)

Dalam penutupan acara, Junaidi menekankan bahwa Kader KKB, PKB, dan PPKBD adalah perpanjangan tangan pemerintah dalam melaksanakan program pengendalian penduduk, keluarga berencana, dan mewujudkan ketahanan keluarga. Oleh karena itu, para kader harus memahami betul bidang tugasnya.

“Kedepannya, akan banyak diprogramkan bimbingan teknis dan pelatihan guna peningkatan kapasitas SDM pada penyuluh dan kader. Agar dalam memberikan pelayanan kepada warga, mereka benar-benar paham dan berilmu,” katanya.

Junaidi juga menyatakan bahwa DP2KB Kutim akan terus menjalin sinergi kegiatan dengan instansi terkait, untuk memastikan program-program yang dirancang dapat berjalan efektif dan tepat sasaran. Kegiatan ini menunjukkan komitmen kuat dari DP2KB Kutim untuk mengatasi masalah stunting di Kecamatan Muara Ancalong, dengan pendekatan yang berbasis data dan kolaborasi antar pihak terkait.(Red-SK/ADV)