SANGATTA,Suara Kutim.com
Gerakan 20 Mei (G20 Mei) merupakan organisasi untuk orang-orang yang punya kepedulian terhadap Kutai Timur (Kutim). Pendiriannya bertepatan pada 20 Mei 2014 dari sebuah kongkow-kongkow para pemerhati Kutim.
Asri Tawang menegaskan G20 Mei yang dibentuk bertepatan Hari Kebangkitan (Harkitnas) ingin membantu pemerintah dan menjadi mitra demi pembangunan Kutai Timur. Kepada Suara Kutim.com, politikus Partai Demokrat (PD) ini mengakui dalam G20 Mei telah berkumpul sejumlah elemen masyarakat yang biasanya “berkicau” di jejaring media sosial.
Meski telah berdiri setahun lalu, ternyata G20 Mei baru ditampakan kepada masyarakat Rabu (4/2) dalam sebuah deklarasi di Kantor Kecamatan Sangatta Utara. Didampingi Irwan sebagai sekretaris serta Oerdiansyahyang didaulat sebagai dewan pakar.
Mengawali kegiatannya G20 Mei mengelar serangkaian hingga 7 Pebruari 2014 diantaranya penanaman pohon, mimbar budaya, Sangatta Book Fair dan seminar desentralisasi yang menghadirkan pakar tata negara Irman Putra Sidin.
Program Sangatta Book Fair , G20 Mei bekerjasama dengan penerbit di Samarinda dan Badan Perpustakaan Daerah Kutim. “Ada 2000 buku berbagai jenis dijual, sedangkan kegiatan penanaman pohon bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dengan menanam 500 bibit pohin jenis mahoni dan kiara pancang,” jelas Asri Tawang.
Kepengurusan G 20 Mei terdiri dari berbagai latar professi seperti akademisi, politisi, mahasiswa, pemuda, PNS, wartawan hingga cendekiawan, ikut bergabung di organisasi tersebut. “G20 Mei organisasi non partisan yang tidak berafiliasi ke politik manapun,” ujar calon anggota DPRD Kutim ini.
Berdasarkan data yang didapat Suara Kutim.com, ada 40 orang menjadi tercatat sejumlah nama dikenal seperti Prof Niel Makinuddin (pengamat lingkungan), Didi Hardiansyah (Camat Sangatta Utara), Ordiansyah (pakar penataan ruang) dan Dr Muhammad Syukri (pakar di bidang energi terbarukan).
Lebih jauh, Asri menyebutkan G20 Mei berusaha mendorong pemerintah mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan SDA Kutim seperti batu bara, sawit dan potensi pesisir dan kelautan, sebutnya, jika tidak dimanfaatkan secara maksimal maka akan mubazir.(SK-03)