SuaraKutim.com, Sangatta – Pengelolaan sampah organik dan sampah dapur yang benar, ternyata bisa menghasilkan uang atau yang saat ini lebih dikenal dengan istilah “Cuan”.
Pasalnya, sampah organik dan sampah dapur yang dianggap barang sisa tidak berguna, namun jika dikelola dan ditangani dengan benar, akan mendatangkan pundi-pundi rupiah bagi masyarakat. Seperti diolah menjadi pupuk kompos ataupun bisa menjadi media pengembangbiakan “Maggot”.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Timur, Armin Nazar mengatakan bahwa pihaknya berupaya melibatkan masyarakat yang ada di sekitar tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) dalam pengelolaan sampah organik.
Pihaknya menawarkan konsep Integrated Farming, yakni bagaimana sampah organik dikelola untuk memproduksi ulat maggot yang dapat dimanfaatkan menjadi pakan ikan atau burung.
“Saya coba bekerjasama dengan KPC (Kaltim Prima Coal, red) agar membuat pelatihan supaya masyarakat sekitar TPST ini mendapat manfaat dari pengelolaan sampah, alhamdulillah dana CSR (Corporate Social Responsibility, red) KPC sudah bantu beberapa kolam ikan disitu,” paparnya.
Melalui pola integrated farming, Armin berharap bisa mengurangi sampah organik dan sampah dapur, juga tentunya menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar TPST.
“Jadi pola integrated farming itu semoga bisa mengurangi sampah organik dan sampah dapur, sehingga menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar,” harap Armin.(Red/SK-01/SK-02/Adv)