SANGATTA,Suara Kutim.com (23/8)
Dalam beberapa tahun kedepan, Kutim akan menjadi salah satu daerah produsen tapioka, ini seiring dimulainya operasi pembuatan tapiako di Rantau Pulung. Peresmian pabrik tapioka bantuan PT Kaltim Prima Coal (KPC) ini dilakukan Bupati Ismunandar, Selasa (23/8).
Pabrik yang berada di SP 7 Rantau Pulung telah menjalani ujin coba, meski demikian tahap awal hanya mampu memproduksi 25 ton perjam. “Pabrik tapioka Rantau Pulung ini akan menjadi salah satu sumber tapioka di Kaltim, jika berkembang tentu akan memenuhi kebutuhan Indonesia Timur,” kata Bupati Ismunandar seusai meresmikan pabrik tapioka pertama di Kutim ini.
Datang bersama Wabup Kasmidi Bulang dan pejabat lainnya, Ismu menandaskan kehadiran pabrik tapioka di eks pemukiman transmigrasi memberi arti bagi Kutim karena saudagar tapioka akan melirik Kutim. Ia menaruh harapan, KPC tidak berhenti melakukan pembinaan kepada petani singkong dan masyarakat pemanfaat tapioka.
Ia mengaku senang, karena meski baru beroperasi pabrik tapioka Rantau Pulung sudah memberi manfaat bagi warga Rantau Pulung terutama kaum wanita. Semenjak menjadi pembersih singkong, sejumlah warga mendapat upah sehari minimal Rp50 ribu. “Upah membersihkan singkong sebesar seratus rupiah perkilogram, sementara singkong yang dibersihkan minimal lima ratus kilogram,” terang Joko Riadi – pengelola pabrik.
Kepada Suara Kutim.com, Joko menyebutkan di Rantau Pulung kebun singkong untuk tapioka di daerahnya terus berkembang. Ini dibenarkan Camat Rantau Pulung Poniso yang menggambarkan di wilayahnya terdapat 285 Ha kebun singkong. “Dengan lahan yang ada, kami optimis kebutuhan pabrik tapioka terjamin sementara lahan yang dikembangkan masyarakat terus meluas selain itu ada pasokan dari Bengalon,” terang Poniso.(SK13)