Beranda kutim adv pemkab Ismu : Tahun 2020 Semua Desa Teraliri Listrik

Ismu : Tahun 2020 Semua Desa Teraliri Listrik

0

Loading

SANGATTA (10/4-2019)

Mendongkrak akselerasi program Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu,  Bupati Ismunandar menargetkan penyaluran listrik mencapai   hingga pelosok desa pada tahun 2020, pasalnya  listrik menjadi salah satu infrastruktur dasar yang harus dipenuhi pemkab. “Pada 2020 nanti, seluruh desa sudah terang selama 24 jam,” ujar Ismunandar.

Bupati Ismu saat meninjau salah satu pembangkit listrik di Kutim

 Berdasarkan data, julah Kepala Keluarga (KK) di Kutim yang sudah menikmati  listrik pada  tahun 2017 telah mencapai 84.704 KK. Adapun sumber listrik tersebut ialah PLN dan non PLN. Rasio ketersediaan listrik tahun 2017 adalah 0.65 persen dari total kebutuhan listrik secara keseluruhan.

Persentase rumah tangga pengguna listrik mengalami peningkatan dari 80.09 persen pada 2016 menjadi 88.05 persen di tahun 2017. Dari 18 kecamatan, yang menikmati listrik 100 persen baru dua kecamatan. Yakni, Sangatta Utara dan Kongbeng. Lainnya, rata-rata 80-90 persen. Terhadap di Busang dan Sandaran yang baru 50-60 persen.

Agar terpenuhi secara keseluruhan, diperlukan 86.58 MW. Sedangkan Kutim saat ini diperkirakan hanya memiliki ketersediaan daya listrik 56.50 MW sehingga masih membutuhkan 30.08 MW. “Tak semua desa bisa dilayani PLN, untuk menyiasati hal itu ialah dengan cara listrik komunal,” terang Ismu.

Ismu berharap peran stakeholder yang beroperasi di lingkaran pemukiman warga dapat membantu pasokan listrik di masyarakat.  Listrik komunal seperti yang diterapkan di Desa Tepian Terap,  Sangkulirang disebutkan Ismu  tidak menggunakan tenaga surya, tetapi mengandalkan tenaga air dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

PLTMH berkapasitas 54 KW yang bisa dinikmati 200 keluarga. PLTMH adalah pembangkit listrik berskala kecil dengan output di bawah 100 KW yang memanfaatkan potensi aliran air yang terdapat di pedesaan sebagai sumber tenaga misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam.

“PLTMH memiliki konstruksi yang sederhana, mudah dioperasikan, mudah dalam perawatan serta dengan biaya investasi yang terjangkau sehingga cocok diterapkan untuk menerangi wilayah pedesaan yang tidak terjangkau aliran listrik PLN,” bebernya.

Disebutkan, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.

Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m dapat dihasilkan listrik 400 W. Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran atau sungai. “Air yang mengalir melalui intake dan diteruskan oleh saluran pembawa hingga penstock, akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan menghasilkan listrik,” sebut Ismu.(ADV-Humas Setkab Kutim)