Beranda ekonomi Jahidin Berhasil Kembangbiakan Sapi Perah, Setiap Hari Produksi Susu Segar

Jahidin Berhasil Kembangbiakan Sapi Perah, Setiap Hari Produksi Susu Segar

0
Jahidin diantara sapi perahnya yang ia kembangbiakan di Sangatta Selatan

Loading

BERBEKAL ember yang sudah bersih demikian tangan yang sudah diberi minyak makan, Haji Jahidin (58) dengan cekatan membersihkan puting – puting susu sapi perahnya, dan hanya dalam hitungan menit tiba-tiba suara crot-crot terdengar tanda susu sapi sudah mulai terperah.

Profesi menjadi peternak sapi perah di Sangatta Selatan ini, dilakukan Jahidin sejak beberapa tahun silam. Berbekal dari sapi yang ia terima dari Dinas Pertanian Kutim, pengembangbiakan sapi perah dilakoninya hingga sekarang. “Dulu sempat ada yang menyangsikan, pengembangbiakan sapi di Kutim tidak berhasil karena udaranya panas. Tapi kini semua bisa dan sapi yang saya pelihara terus berkembang biak,” terang mantan pegawai PT KPC ini ketika dijumpai Suara Kutim.com, Sabtu (6/7).

Sapi perah yang Jahidin beli dari Enrekang – Sulsel, Jumat kemarin baru tiba di peternakannya.

Menjadi peternak sapi perah, diketahuinya ketika berada di Enrekang – Sulsel. Berdasarkan pengalaman di kampung halamannya, Jahidin mengaku sempat shock karena sapi bantuan pemerintah sempat mati 4 ekor karena tak terawat. “Waktu itu, saya malu sekali karennya saya berjanji dengan Pak Oesman ketika masih Kabid Peternakan, akan mengganti semua sapi jika semua sapi yang diterima mati atau kelompok peternak kami gagal,” beber Jahidin.

Sambil mengaduk-ngaduk pakan sapi yang terdiri rumput dan ampas tahu, pria yang tampak masih muda itu, dengan rinci menceritakan bagaimana sapi perah yang ia kelola saat ini bisa menghasilkan susu.

Dari 22 ekor sapi yang ia pelihara saat ini,  ada 4 ekor yang memberikan hasil berupa susu. Lewat puting sapi yang bergelantungan itu, ia setiap hari mendapatkan sekitar 18 liter. Namun, saat ini sedang kering kandang artinya susu masih kurang karena usia sapi.

Hasil perahan Jahidin ini bisa diminum, bahkan terasa segar maklum baru diperas namun bisa juga dibuat bahan baku danke – makanan khas masyarakat Enrekang. “Danke itulah yang saya jual, bagi masyarakat Sulsel terutama Enrekang, Danke sudah dikenal sejak lama dan menjadikan dangke sebagai lauk pendamping makanan pokok nasi sehari-hari,” beber Jahidin yang mengaku senang setiap hari berada di peternakannya.

Jahidin yang pernah mengelola sapi biasa, berencana terus mengembangkan sapi perah. Di kandang yang sederhana, ia akan berada di kandangnya 2 kali sehari yakni pagi dan sore. Menurut Jahidin, pemeliharaan sapi perah berbeda dengan sapi biasa seperti sapi Bali yang siang hari dilepas mencari makan malam masuk kandang, sedangkan sapi perah malam di lepas agar badannya selalu dingin. “Untung saja, saya mendapat pinjaman Pertamina untuk memanfaatkan areal sumurnya yang sudah tak aktif untuk melepas sapi di kala sore,” terangnya.

Nawaitu Jahidin ini dilakukan dengan berbagai cara antara lain mengembangbiakan sapi yang ada dengan bibit unggul serta mendatangkan dari Enrekang. Namun, ia menaruh harapan bisa mendapat bantuan obat-obatan dari Dinas Pertanian Kutim agar sapi-sapinya lebih sehat, kebal penyakit yang akhirnya meningkatkan  produksi susunya.***(Syafranuddin)