SANGATTA (13/10-2020)
Pjs Bupati Kutim Jauhar Efendi berharap wartawan di Kutim professional dalam menyampaikan program pemerintah pada masyarakat dengan baik dan benar. Sebab, wartawan merupakan mitra pemerintah, sekaligus pilar ke empat di negara demokrasi.
“Adanya wartawan, maka trias politika ditambah satu jadi empat,” kata Jauhar Efendi, saar bertemu dengan jajaran PWI Kutim di ruang kerjanya Selasa (13/10).
Mantan Kabiro Humas Setprov Kaltim ini mengakui, bagi dirinya, profesi wartawan termasuk sangat menarik. Sebab, dia sudah bergaul dengan wartawan cukup lama, terutama saat masih di Humas Pemprov Kaltim, mulai dari Kabag hingga Kabiro. Sehingga bagi dirinya, wartawan merupakan teman diskusi, bahkan membawanya juga tertarik untuk menulis.
Ketertarikannya dengan dunia pers, ia pernah ikut kursus selama dua minggu di Lembaga Pers Dr Soetomo di Jalan Kebun siri, Jakarta, untuk belajar menulis seperti wartawan. “Dari situ, saya mulai suka menulis. Hanya, saya belum punya kartu pers sementara Pak Ivan masuk PWI, bahkan sudah kompetensi Utama,” katanya.
Kepada PWI, Jauhar berharap, agar lembaga profesi yang berakar dari pusat hingga ke daerah ini, membina anggota-anggota muda mereka, agar lebih profesional. Sebab, tidak bisa dipungkiri, banyak wartawan-wartawan yang aneh-aneh saat ini. “Terutama wartawan yang ternyata di perusahannya rupanya gajinya tidak jelas. Jadinya, kita wawancara, besoknya datang tagihan, yang setengah maksa. Ini tidak bagus, karena akan menodai profesi wartawan yang mulia. Namun, saya yakin, di PWI ini, tidak ada yang seperti itu, karena semua profesional,” katanya.
Jauhar pun berharap, agar anggota PWI, terus mengasa diri dalam bidang kewartawananya. Sebab, profesi wartawan ini profesi yang sangat unik, bisa masuk segala bidang. Karenanya, beberapa wartawan pun sempat jadi pejabat pulublik. “Contoh saja, Pak Rijal Efendi, jadi Wakil Wakikota Balikpapan hingga jadi Walikota dua periode. Sekarang ada anggota DPRD Kaltim, dari wartawan. Bukan hanya di Kaltim, di beberapa daerah juga sama, banyak wartawan jadi politikus, karena memang hari-harinya belajar politik, sehingga saat terjun ke dunia politik, tidak kesulitan,” puji Jauhar.
Padahal, menurutnya, politisi belum tentu bisa jadi wartawan. “Jadi disitu keunggulan wartawan. Wartawan bisa jadi politisi, tapi politisi, belum tentu bisa jadi wartawan,” katanya. (SK3)