Kehadiran tenaga kesehatan di Kutim sangat dibutuhkan masyarakat |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Minimnya tenaga kesehatan di Kutim seperti bidan, perawat dan dokter berulangkali dikeluhkan Pemkab Kutim ke pemerintah pusat seperti Kementrian PAN dan RB serta BKN. Namun, harapan bisa mendapatakn quota lebih banyak kurang direspon sementara masyarakat memerlukan pelayanan kesehatan yang prima.
Minimnya tenaga kesehatan ini diakui Setkab Kutim Ismunandar sebagai buntut tidak pahamnya pemerintah pusat terkait kebutuhan daerah. Dikatakan, selama ini pemkab selalu minta PNS tenaga kesehatan dalam jumlah besar yang disesuiaikan dengan kebutuhan serta berdasarkan analisa jabatan, namun yang dipenuhi jauh dari harapan. “Pemerintah pusat tidak mengerti kebutuhan daerah karena itu, Pemkab Kutim prioritaskan Tenaga Kerja Kontrak Daerah bidang kesehatan, untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan terutama untuk kecamatan dan desa terjauh,” terang Ismunandar.
Selain mengangkat tenaga honorer, untuk menutupi kekurangan yang ada, pemkab juga meminta tenaga kerja kontrak pusat meski demikian juga tidak cukup. Pemkab, diakuinya kembali meminta alokasi tenaga kesehatan diperbanyak lagi pada penerimaan CPNS 2014. “Soal datanya saya lupa, tapi Dinas Kesehatan yang tahu yang jelas, pemkab sudah ajukan sesuai dengan kebutuhan semoga saja dikabulkan,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan dr Aisyah M Kes mengakui selama ini permintaan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bidan, terangnya , idealnya setiap desa ada satu bidan tapi faktanya tidak, karena masih banyak desa yang tidak ada bidan. “Meski diisi dengan bidan PPT pusat, masih kurang,” terang Aisyah.
Terhadap dokter,disebutkan kini di Kutim ada 21 puskesmas beroperasi 24 jam yang seharusnya setiap Puskesmas minimal terdapat 3 dokter, namun kenyataannya sebagian besar hanya diisi 2 dokternya. “Ada dokter yang nyambung hingga malam, namun karena kekurangan dokter, meskipun tidak dibenarkan,” bebernya.(SK-02)