SuaraKutim.com, Sangatta – Usaha untuk meningkatkan perekonomian petani, bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) saja, namun ternyata program tersebut juga dimiliki Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketanagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutai Timur, Sudirman Latif, melalui Kepala Bidang Transmigrasi Isriza.
Dicontohkan, Kelompok Tani (Poktan) Cahaya Baru di Desa Tepian Baru, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur menggelar panen buah semangka. Dari lahan seluas 3 hektare yang mereka tanami, kelompok ini berhasil menghasilkan sekitar 60 ton semangka dengan harga jual Rp 6.000 per kilogram, jika dijual di lokasi tanam.
Hasil panen yang luar biasa ini bukti keberhasilan program kolaborasi antara Dinas Ketanagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutai Timur dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur, yang merupakan desa transmigrasi di Kabupaten Kutai Timur.
Isriza mengungkap selama proses tanam, dari pengolahan tanah hingga masa panen, para petani dari Poktan Cahaya Baru mendapat pendampingan intensif dari para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan tim dari Disnakertrans. PPL memberikan bimbingan teknis tentang tahapan pertanian, memastikan kualitas tanaman dan hasil yang optimal.
“Proses tanam hingga panen tidak lepas dari dukungan tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Disnakertrans, yang memastikan para petani mendapatkan pemahaman dan bimbingan teknis yang diperlukan,” ungkap Isriza.
Program ini tidak hanya terbatas pada tanaman semangka, dikembangkan juga untuk menanam cabai. Desa Bumi Sejahtera (Kaliorang) dan Bumi Rapak (Kaubun) menjadi fokus pengembangan untuk tanaman cabai, yang diharapkan dapat memberikan diversifikasi produk pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani di sana.
“Kami berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan pertanian di daerah ini. Program ini mencakup tanaman jangka pendek dan panjang, menunjukkan perhatian kami terhadap kesejahteraan petani dan keberlanjutan pertanian di Kutai Timur,” tukas Isriza.(Red/SK-01/SK-02/Adv)