SUARAKUTIM.COM, JAKARTA – Pandemi COVID-19 menghadirkan sebuah momentum untuk mempercepat transformasi digital, berimbas pada terjadinya kegiatan sosial ekonomi kemasyarakatan yang dilakukan secara virtual.
Kebutuhan untuk bertransformasi secara digital tentu didasarkan pada beberapa faktor utama, mulai dari meningkatkan efisiensi, mendukung pengembangan produk dan layanan baru, menghadirkan model bisnis baru, hingga menghilangkan batasan antar industri.
Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos & Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Dr. Ir. Ismail, M.T menyebutkan, perkembangan tren media sosial dan demografi penduduk mendukung pula percepatan digitalisasi. Itu terlihat dari total penduduk Indonesia sebesar 270, 2 juta jiwa, terdapat 64,2 persen yang merupakan digital native alias Gen Z dan Post Gen Z. Dengan jumlah sebesar 104,1 jiwa.
“Generasi Z, adalah mereka yang lahir dari 1997-2012 dengan jumlah 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen dari jumlah penduduk. Sementara Post Gen Z adalah mereka yang dari tahun 2013 dan akan terus naik pada tahun selanjutnya, dimana jumlah saat ini sebesar 29,17 juta jiwa alias 10,88 persen. Dimana untuk generasi milenial yang lahir pada 1981-1996 mengisi sebesar 25,87 persen,” paparnya.
Ia menjelaskan untuk mensupport digitalisasi, Kominfo RI memulai dari kebijakan afirmasi di daerah dan ini penting. Karena pemerintah harus turun tangan untuk ketersedian sinyal atau koneksi. Maka pemerintah melalui program pengadaan Base Transceiver Station (BTS) 4G, yang dalam waktu dua tahun ini akan dituntaskan di 12.500 desa di Indonesia.
“Karena kita tidak bisa menunggu pihak operator datang dengan cepat, semisal Telkomsel atau Indosat. Mereka ini adalah para pengusaha, datang ke daerah-daerah terutama dengan demandnya rendah, jumlah penduduk terbatas, itu pasti akan lama sekali jika menunggu mereka. Sehingga penyediaan BTS 4G akan lebih cepat dituntaskan, dari pada pemerintah kemudian hanya berharap penyediaan hal serupa dari operator,” jelasnya saat ditanya SUARAKUTIM.COM, lewat daring.
Ada 12 juta lebih masyarakat yang menjadi target pemerintah untuk dapat menggunakan internet dengan baik dan sehat. Tidak mudah tertipu dengan berbagai macam iklan-iklan negatif, sehingga literasi ini terus berjalan di berbagai daerah yang diprakarsai oleh Kementerian Kominfo RI.
Termasuk pula didukung kegiatan Kominfo berupa Digital Talent Scholarship, dengan target sasaran yakni kalangan mahasiswa-mahasiswi, pekerja, maupun profesional. Terkait TV Digital terus dalam proses, dimana masyarakat dapat melakukan pengadaannya, mengingat terhitung murah. Dengan angka harga pada kisaran Rp. 250 ribu hingga Rp. 300 ribu.
“Kalau masyarakat melihat manfaat siaran digital, yang bagus-bagus. Tentu tidak perlu menunggu untuk mengadakannya. Mengingat bukan angka yang terlalu mahal sebenarnya. Tetapi untuk masyarakat miskin, disiapkan bantuan Set Top Box gratis,” papar Dirjen SDPPI dalam acara Safari Jurnalistik 2021, dengan tema “Masa Depan Media Pasca Digitalisasi Televisi dan Era 5G” yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. (SK4)