SANGATTA (19/3-2019)
Jumlah nelayan yang banyak di Kutim, anggota DPRD Kutim Bahruddin meminta nelayan bersatu agar membuat koperasi di Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Kenyamukan di Sangatta. Namun, setelah membangun kopersi, harus dikelola secara profesional. “Jangan berharap APBD. Banyak koperasi di Kutim gagal, karena berharap APBD, namun karena tidak dapat, akhirnya mati,” katanya.
![](http://www.suarakutim.com/wp-content/uploads/2019/03/DSC05894.jpg)
Disebutlan, jika nelayan membuat koperasi, maka bisa kelola sendiri hasil tangkpannya. Menjual sendiri, agar harga bisa dipertahankan. Tentu, dengan koperasi ini nantinya bisa membangun fasilitas lain untuk menyediakan suku cadang, termasuk mesin kapal, jaring dan berbagai fasiltas nelayan lainnya. “Dengan demikian, maka nelayan kita tidak perlu mengirim ikan ke Bontang, tidak perlu jadi anggota koperasi di Bontang, hanya untuk jual ikan, untuk mendapatkan suku cadang. Sementara itu, masyarakat Kutim juga bisa punya kesempatan untuk menikmati ikan segar,” katanya.
Diingatkan, pengelolaan koperasi yang baik, maka pasti akan menguntungkan nelayan sebagai anggotanya. Sebagai informasi, nelayan Sangatta mengeluhkan belum adanya kopersi di PPI Sangatta untuk menampung ikan.
JIka kalau ada kopersi yang bisa menampung ikan, nelayan tidak butuh waktu lama di darat, kemudian kembali melaut mencari ikan. Sebab, menurut Kasman soerang nelayan asal Sangatta, saat ini di Bontang, koperasi PPI yang tampung ikan hasil tangkapan nelayan. “Di koperasi itu, juga disiapkan mesin, suku cadang, sehingga jika ada kapal nelayan rusak kopersi siapkan suku cadang, kalau mesin rusak, koperasi siapkan. “Bayar peralatan itu pakai ikan,” katanya. (ADV-DPRD Kutim)