![]() |
Aji Mawarani Saat Menerima Hasil Audit Keuangan |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Direktur Utama Perusahan daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tuah Benua Kutim Adji Mirni Mawarni alias Mawar, mengaku diprotes sejumlah orang yang mengaku dari LSM terkait dengan subsidi Pemkab. “LSM memprotes karena harga air sudah naik, sedangkan masih dapat subsidi kami jelaskan kalau subsidi itu adalah untuk menanggulangi selisih harga air dengan biaya produksi,” terang Mawarni.
Ia menambahkan, audit BPK termasuk tim independen, biaya produksi air PDAM Kutim yakni Rp7.800 permeter kubik. Sementara harga rata-rata air ke masyarakat saat ini masih berkisar Rp5500 permeterkubik otomatis ada selisih Rp2.300. “Permintaan subsidi kepada pemkab merupakan langkah yang diambil karena ketersediaan air bersih merupakan salah satu program pemkab, sementara PDAM hanya sebagai operator,” beber Mawarni.
Seandainya PLN telah mampu melayani PDAM, maka PDAM otomatis mampu menghemat biaya operasional antara 35-40 persen. Hanya saja, sampai sekarang PLN belum mampu melayani kebutuhan listrik PDAM di sisis lain pelayanan haru berlangsung terus menerus dan tidak mungkin menunggu suplai listri PLN. “PDAM sangat transparan soal pengelolaan keuangan,hasil audit PDAM dipublikasikan agar tidak ada kecurigaan. Hanya karena kondisi penggunaan solar untuk pembangkit listrik bagi pengolahan air PDAM yang masih menggunakan solar yang harga belinya non subsidi tentu sangat mahal,” beber Mawarani.
Dalam pertemuan dengan wartawan belum lama ini, ia menyebutkan berdasarkan audit, BPK, PDAM yang ia pimpin secara manajemen sehat. Hanya dari segi keuangan masih tidak sehat karena ada subsidi. (SK-02)