SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Alfian Aswad meminta agar Pemerintah Kutim memperhatikan kondisi infrastruktur dasar yang ada di Kecamatan Sangkulirang, terutama ketersediaan air bersih. Hal ini diungkapkan politisi senior Partai Demokrat Kutim itu, mengingat kondisi ketersediaan air bersih di Kecamatan Sangkulirang yang “Hidup Segan, Mati Tak Mau”.
“Ada beberapa infrastruktur dan fasilitas umum masyarakat di Kecamatan Sangkulirang yang harusnya menjadi perhatian serius Pemerintah Kutai Timur, terutama air bersih. Memang fasilitas pipa air bersih milik PDAM sudah terpasang hingga ke rumah-rumah warga, cuma mengalirnya itu ibarat pribahasa “Hidup Segan, Mati Tak Mau,” ujarnya.
Alfian Aswad yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kutai Timur periode 2012-2014 ini mengungkapkan terlalu banyak drama yang terjadi terntang perkara air bersih di Kecamatan Sangkulirang tersebut. Mulai dari seringnya laporan pecahnya pipa induk, hingga air yang hanya mengalir seminggu sekali, bahkan lebih. Dirinya pun mempertanyakan kinerja dan komitmen dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Tuah Benua (TTB) Kutai Timur, khususnya cabang Sangkulirang dalam melayani masyarakat.
“Ndak tau gimana kinerja PDAM di sana (Sangkulirang, red), terlalu banyak dramanya. Sering laporan pipa induk bocor, belum lagi kondisi air yang kadang mengalir hanya seminggu sekali dalam sebulan, bahkan keseringan tidak mengalirnya. Akhirnya masyarakat kembali pada kebiasaan hidup yang lama sebelum masuknya air PDAM, yakni menampung air hujan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari,” jelasnya.
Dikatakan, hampir semua rumah penduduk di Kecamatan Sangkulirang sudah terpasang fasilitas pipa PDAM. Sedangkan sumber air baku saat ini diambil dari Gunung Sekrat. Namun dengan kandungan zat kapur yang cukup tinggi, maka diperlukan treatment tambahan. Besar harapan Alfian, Pemerintah Kutim dan Perumdam TTB, bisa mencarikan solusi terbaik bagi kecukupan ketersediaan air bersih warga Sangkulirang.
“Sumber air (PDAM, red) diambil dari Gunung Sekrat, tapi karena zat kapurnya tinggi maka perlu treatment dan pengolahan tambahan. Klo untuk pelanggan, sekarang hampir semua rumah penduduk di sana sudah terpasang pipa PDAM, tinggal mengalir (air bersih, red) saja yang belum. Semoga kondisi ini bisa segera ada solusi dari pemerintah Kutim dan pihak PDAM. Jangan kami di Sangkulirang ini seperti dianaktirikan,” pungkasnya.(Red-SK/ADV)