SANGATTA (7/5-2019)
Senator asal Kaltim yang kerap memperjuangkan pembentukan Kabupaten Kutai Utara (Kutara), Muhammad Idris, ternyata tak banyak memperoleh suara dari masyarakat kawasan Kutara. Bahkan jauh dari Mahyudin, Awang Ferdian Hidayat, serta Aji Mirni Mawarni – mantan Dirut PDAM Tirta Tuah Benua Kutim yang sama-sama baru di Pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Pada Pemilu 2019 lalu, Muhammad Idris hanya memperoleh suara 3.280 sementara Mahyudin – mantan Wakil Ketua MPR – RI juga mantan Bupati Kutim, memperolehan suara 43.919 suara disusul Awang Ferdian Hidayat – putra Awang Faroek Ishak sebanyak 28.525 suara, kemudian Aji Mirni Mawarni 14.708 suara. Di Rapat Pleno Terbuka (RPT) KPU Kutim yang berakhir Senin (6/5) kemari, peraih suara terbanyak lainnya dengan perolehan suara di atas 5 ribu yakni Dan Buntu Paranoan (7.815), Nanang Sulaiman (6.098) dan Edy Gunawan (5.457).
Muhammad Idris yang bolak balik ke Kutim terkait pembentukan Kutai Utara (Kutara) perolehan suaranya di 8 kecamatan rata-rata di bawah seribu. Berdasarkan rapat pleno KPU Kutim, di Muara Ancalong, Muhammad Idris hanya mendapat 248 suara, Muara Wahau (199), Muara Bengkal (587), Busang (14), Telen (90), Kombeng (164), Batu Ampar (165) dan Long Mesangat hanya 46 suara.
Sebagai anggota Komite I DPD-RI, Muhammad Idris satu-satunya senator Kaltim yang terus memperjuangkan pembentukan Kutara. Komunikasi antara Majedy Effendi salah satu tokoh perjuangan Kutara dengan Muhammad Idris tampak intesif sehingga usulan pembentukan Kutara menjadi agenda Komite I DPD-RI dan menjadi salah satu DOB yang direstui DPD-RI.(SK11)