SANGATTA (30/7-2017)
Tarakan merupakan kota bersejarah dan punya sumur minyak,banyak. Di Tarakan, menurut FM PEP Tarakan, Adhi Herusakti Susilo, ada 1.442 sumur minyak. Namun sumur yang berproduksi termasuk sumur injeksi hanya 124 sumur dengan produksi 600 barel per hari.
Saat memaparkan operasi Pertamina Tarakan kepada sejumlah wartawan termasuk Suara Kutim.com, Kamis (27/7) lalu, ia mengungkapkan banyak sumur yang tidak aktif karena beberapa factor diantarannya kerusakan. “Jadi harus dilakukan perbaikan karena di dalam pipa ada sumbatan pasir, itu harus diperbaiki. Pipa sudah rusak karena korosi jika diperbaiki merupakan perbaikan berat, yang memakan waktu, tenaga dan dana yang besar, ada pula perbaikan ringan yang mungkin bisa dilakukan hanya dalam dua hari,” jelasnya.
Dalam paparanya, ia menyebutkan, beratnya perbaikan karena peralatan yang digunakan mahal terlebih untuk sebuah rig. “Kalau rig ini disewa, dibutuhkan biayanya sampai 4500 UDS per hari. Kalau dipakai lama, tentu makin mahal perbaikan satu sumur. Beruntung, PEP Tarakan punya rig sendiri, punya tenaga ahli sendiri, jadi bisa lakukan perbaikan sendiri pada sumur yang potensil untuk mempertahankan produksi minyak sesui target, bahkan kalau perlu lebih,” katanya.
Diungkapkan, jika sumur – sumur minyak di Tarakan ini bisa dioptimalkan kembali, kemungkinan besar produksi minyak mentah bisa nambah. Sebab, menegok sejarah PEP Tarakan, pada tahun 1940 mampu memproduksi 11 ribu barel per hari. “Sumur di Tarakan potensial. Namun perlu perbaikan. Karena sumur tidak aktif, bukan berarti di dalamnya sudah habis minyak, namun bisa jadi karena masalah teknis, perlu perbaikan,” bebernya.
Diakui, meskipun produksi minyak Tarakan rendah, ditegaskan, Pertamina tetap komitmen melakukan pendidikan dan support bagi masyarakat dalam berbagai hal yang dikenal dengan program social atau corporate social responsibility (CSR) seperti pengolahan sampah, industry pengolahan rumput laut menjadi bahan makanan yang bernilai tinggi, termasuk membantu pemerintah dalam pengelolaan lingkungan.
“Pertamina Tarakan juga melaksanakan tanggungjawab social, untuk membangun silaturahmi antar perusahan, dengan stakeholders serta kondisi aman untuk pelaksanaan operasi dan non operasi perusahan. Program CSR ini merupakan investasi bagi perusahan demi pertumbuhan dan keberlanjutan, yang bukan dilihat sebagai cost centre, tapi sebagai profit centre,” katanya.
CSR Pertamina Sangatta, berdasarkan survey citra perusahan Pertamina PEP Tarakan, cukup baik. “60 persen masyarakat melihat PEP Tarakan cukup baik, 39 persen memandang sangat baik, sementara kurang baik, hanya 1 persen,” sebut Adhiu seraya melepas senyum kepada awak media yang mengikuti program Edukasi Wartawan Bersama Pertamina PEP.(SK2)