SANGATTA (14/3-2019)
Setiap warga negara seyogyanya membantu pemerintah mencari solusi dan mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan energi yang kian hari semakin parah. Bagi Partai Berkarya, kata Hutomo Mandala Putra akan menggerakkan peran serta masyarakat untuk mencukupi kebutuhan energi keluarga melalui biogas merupakan solusi sederhana namun efektif.
Ketua Umum Partai Berkarya yang akrab dipanggil Tommy Soeharto, saat menerima kunjungan putra-putri transmigran ke Saung Berkarya di Hambalang Bogor Jawa Barat, menerangkan Saung Berkarya adalah bengkel kerja yang dibangun sebagai wujud kepedulian Partai Berkarya terhadap persoalan pemenuhan pangan dan energi masyarakat. “Saung ini terbuka untuk memberikan keahlian dan kecakapan dalam pertanian, peternakan dan biogas untuk masyarakat yang berminat dan membutuhkan, terlebih saat ini pemerintah cukup kewalahan dengan subsidi LPG yang sudah mencapai Rp 24 triliun, subsidi minyak tanah yang besarnya Rp 18 triliun, serta subsidi pupuk yang mencapai Rp 12 triliun,” kata Tommy seraya menyebutkan saung yang dikelola Dr Sri Wahyuni sebagai tempat ia sebagai warga masyarakat untuk membantu pemerintah.
Sri Wahyuni sebagai penanggungjawab Saung Bekarya menyebutkan program Kemandirian Pangan dan Energi tersebut berintikan pertanian terpadu. Secara sederhana, terangnya, dalam skala kecil masyarakat akan didorong untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan dan energi mereka sendiri. “Ada desa yang kuat dalam peternakan ayam, budi daya cabai, budi daya tomat, semua harus didorong. Desa cabai, misalnya, harus mampu memproduksi sampai semacam bon cabe, desa yang kuat tomat harus bisa memproduksi saus tomat sendiri,” kata Sri.
Berkombinasi dengan peternakan, kotoran ternaknya itulah yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk membuat biogas sebagai upaya memenuhi energi. “Di desa-desa transmigrasi yang terpencil, dimana minyak tanah dan LPG susah, kemampuan membuat dan memanfaatkan biogas sangat membantu,” kata Sri menambahkan.
Sri yang juga anggota Dewan Pakar Partai Berkarya mengungkapkanm pihaknya sudah memiliki proyek percontohan di Sentani, Papua. Nantinya dikembangkan di Nagere, Merauke, Kerom, lalu Jayapura, dan beberapa tempat lain kawasan Indonesia Timur, NTT, Kalimantan Barat untuik mengembangkan biogas selain di beberapa wilayah di Jawa. “Dalam waktu dekat, kami juga akan membangun sarana pembuatan biogas dari limbah keluarga ini di Pesantren Nurul Iman, Parung, Kabupaten Bogor,” kata Sri dihadapan peserta Munas PATRI yang datang dan merasakan udara Hambalang yang sejuk menyegarkan.(SK12)