SANGATTA (21/5-2019)
Tidak hanya masyarakat, petugas medis diharapakan lebih mengetahui pola penanganan penyakit cacar monyet. Meski belum ditemukan di Indonesia, kata Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Bahrani Hasanal,pengetahuan petugas sudah terasah sebagai bentuk antisipasi jika sewaktu-waktu menangani pasien yang terindikasi mengidap cacar monyet.
Dikatakan, sebagai tenaga medis yang bekerja menangani pasien yang terserang atau mengidap penyakit, dituntut untuk sudah terampil dan terlatih dalam menangani semua kondisi darurat yang ada. “Termasuk jika sewaktu-waktu harus menangani pasien yang terindikasi mengidap penyakit cacar monyet. Hal ini dikarenakan penyakit cacar monyet merupakan penyakit yang mudah menular dan berbahaya,” sebut Bahrani ketika ditanya seputar cacar monyet.
Agar tidak tidak ada petugas tertular, sebut Bahrani, sejumlah petugas medis wajib mendapatkan pelatihan dan pengetahuan terkait mekanisme penanganan pasien cacar monyet serta wajib mengetahui bagaimana cara mengantisipasi agar tidak ada penularan.
Selain itu, ia berharap instansi terkait terutama karantina imigrasi juga melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap masyarakat yang pulang usai bepergian dari luar negeri terlebih dari Singapura sebagai bentuk antisipasi masuknya virus cacar monyet ke Indonesia. “Kutai Timur merupakan salah satu jalur perlintasan dan transit bagi warga yang datang atau bepergian ke wilayah perbatasan Indonesia melalui jalur darat, seperti Berau, Tarakan hingga Malaysia dan Singapura,” bebernya.(SK3)