SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Pertumbuhan dan perkembangan peradaban manusia pada suatu daerah, tidak bisa lepas dari sejarah cikal bakal daerah tersebut. Tidak terkecuali dengan Kabupaten Kutai Timur, merupakan daerah dengan kekayaan sejarah dan keanekaragaman adat serta budaya yang mewarnai cikal bakal berdiri dan berkembangnya kabupaten dengan sebutan “Untung Bumi Tuah Benua”.
Untuk menjaga agar sejarah dan adat budaya tersebut tidak pudar ditelan zaman, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, berencana membangun sebuah Museum, sebagai wadah pengabadian bukti sejarah peradaban manusia, adat, sosial dan budaya yang ada di Kutai Timur.
“Adat dan budaya asli Kutai Timur ini tidak bisa lepas dari sebaran rumpun Kutai melayu yang sangat berkaitan erat. Belum lagi adat Kutai yang ada di Kutai Timur, juga memiliki ciri tersendiri. Selain itu kita juga punya jejak arkeologi yang ada di gua Kars Sangkulirang Mangkaliat, yang menjadi saksi bahwa sudah ada peradaban manusia tertua di tanah Kutai Timur ini yang diperkirakan 30.000 tahun sebelum masehi. Semua ini menjadi bukti betapa tanah Kutai Timur ini penuh dengan kekayaan cerita dan sejarah peradaban manusia,” ujar Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman saat membuka Focus Grup Discussion (FGD) Museum Kutai Timur di Hotel Voctoria Sangatta, Selasa (25/6/2024).
Lanjutnya, tidak hanya kaya akan keheterogenan adat dan budaya, Kutai Timur juga memiliki sejumlah potensi bumi dan perkebunan yang juga bisa diabadikan, yakni pertambangan, hutan dan perkebunan. Dengan adanya upaya pelestarian adat dan budaya serta bukti-bukti sejarah peradaban manusia di Kutai Timur dalam bentuk sebuah Museum, maka hal tersebut menjadi bukti bahwa masyarakat Kutai Timur tidak pernah melupakan sejarah dan kehilangan identitas diri.
“Kita jangan menjadi manusia yang kehilangan identitas diri. Coba perhatikan saat ini di negara-negara barat yang sudah mulai mengalami krisis identitas diri. Karenanya Pemerintah Kutai Timur sangat mendukung penuh dengan rencana Pembangunan Museum di Sangatta atau Museum Kutai Timur, sebagai bentuk menghargai dan menjaga sejarah serta peradaban di Kutai Timur,” ucap Ardiansyah.
Menghadirkan dua orang narasumber ahli, yakni Budi Setiawan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 14 Kaltim-Kaltara serta Ketua Harian Dewan Kesenian Provinsi Kalimantan Timur, Hamdani, para peserta FGD Museum Kutai Timur membahas dan mengulas tuntas potensi-potensi yang bisa dihadirkan dalam Pembangunan Museum Kutai Timur. Mulai dari potensi arkeologi, geologi, sosial, budaya hingga adat istiadat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur, Mulyono dalam sambutannya berharap melalui FGD Museum Kutai Timur yang dilaksanakan ini menjadi ajang urun rembuk dari seluruh unsur masyarakat terkait rencana Pembangunan Museum Kutai Timur, yang sejak tahun 2013 lalu sudah dicetuskan.
“Kita berharap, rencana pembangunan museum Kutai Timur ini bisa berjalan sesuai perencanaan dan tidak hanya sekedar wadah menyimpan barang-barang bersejarah, namun juga mampu menjadi pusat edukasi dan pengetahuan bagi masyarakat Kutai Timur terkait peradaban dan perkembangan Kabupaten Kutai Timur,” ujar Mulyono.(Red-SK/ADV)