SANGATTA (22/2-2018)
Empat tersangka utama pembantaian orang utan di Desa Teluk Pandan Kecamatan Teluk Pandan, mengaku tidak mempunyai niatan untuk membunuh. Namun, melihat keganasan satwa langka yang di lindungi negara ini, mereka jadi takut.
Mu bin La yang menjadi tersangka pertama, menjelang melakukan rekontruksi saat bersama tersangka lainnya, bercerita jika ia mendengar suara orang utan di arah kebun tomatnya. “Saat tiba di kebun, saya melihat orang utang itu berada di puncak pohon. Agar ia menjauh, say tembak ternyata malah melawan dan ingin menyerang,” terangnya.
Ketakutan Mu yang sudah berkeluarga ini beralasan, sebelumnya seorang anjing yang dilepaskan untuk mengusir satwa bernama latin (Pongo pygmaeus) ternyata gagal, bahkan anjing langsung dicabik-cabik menjadi dua.
Melihat keganasan orang utan, Mu meminta pertolongan Nas, Na, Ru dan Dio – bukan nama sebenarnya. Sudah mengetahui ancaman orang utan, mereka berlima langsung melakukan penembakan dengan senapan angin.
Usaha mengusir orang utan dari areal kebun gagal, pasalnya satwa yang hanya ada di Kalimantan dan Sumatera ini hanya bergeser menuju pohon kayu yang ada di danau. “Dengan menembak berkali-kali itu, agar orang utan kembali ke hutan dan meninggalkan arena kebun, ternyata bertahan di danau yang diseberangnya ada kebun kelapa sawit,”beber Mu.
Warga sekitar kediaman Nas mengakui kebun mereka kerap didatangi orang utan, bahkan sejumlah tanaman diobrak – abrik terlebih sawit yang masih kecil. “Berkali-kali kami mengusir, tak lama datang lagi bahkan pernah dalam jumlah beberapa ekor. Jika melihat orang utan datang, warga berusaha mengusir namun ada yang tetap bertahan sehingga dilakukan upaya lain,” ujar warga yang mengaku selama ini tidak pernah mendapat cara mengusir orang utan dengan aman dan tidak membahayakan.
Bagi warga, dengan senapa angin merupakan satu-satunya cara yang dianggap terbaik karena orang utan berbeda dengan binatang lain seperti monyet, babi atau biawak. “Orang utan itu diam-diam sudah ada dalam kebun, jika diusir malah dicueki. Siapa yang berani berdekatan, bisa-bisa nyawa melayang,” ungkap sejumlah tetangga Nas ketika ditanya Suara Kutim.com.(SK12)