SUARAKUTIM.COM, SANGATTA – Tak bisa dipungkiri, seiring dengan perkembangan zaman dan terbuka lebarnya pintu informasi dari penjuru dunia, sangat mempengaruhi kesadaran dan kecintaan generasi muda Indonesia terhadap negeri ini. Bahkan budaya luar negeri yang cukup mempengaruhi pergaulan anak muda saat ini, secara berlahan mulai mengikis nilai-nilai Pancasila di setiap dada generasi muda Indonesia.
Karena itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutai Timur tengah meracik metode untuk kembali menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam berkehidupan dan berkebangsaan khususnya di kalangan generasi muda Kutai Timur.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim Tejo Yuwono menuturkan jika pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak hanya diperlihatkan dalam bentuk ceremony atau sekedar upacara peringatan, namun lebih bagaimana menanamkan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.
“Kalau kita bicara Pancasila, kita lebih dimaklukan menjadi pembicaraan hidup berbangsa. Namun saat ini Pancasila lebih dikenal generasi muda kita atau generasi Z (Gen Z) dalam bentuk upacara peringatan atau sekedar ceremony belaka. Memang tidak bisa dipungkiri itu adalah salah satu bentuk pengamalan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Lanjut Tejo, untuk lebih mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila pada gen Z di Kutai Timur, Badan Kesbangpol Kutim akan menggelar kegiatan tema “Kemah Kebangsaan” yang rencananya akan dilaksanakan di Bulan Oktober mendatang.
“Insya Allah di bulan Oktober mendatang, kita akan mengadakan namanya kemah kebangsaan, kegiatan ini untuk menurunkan nilai-nilai Pancasila ke generasi milenial, karena rencananya kemah kebangsaan itu akan dihadiri atau akan diikuti oleh anak-anak kita yang ada di SMA atau lebih dikenal dengan sebutan Generasi Z (Gen Z) itu tadi. Namun untuk waktu dan tempatnya, masih kita persiapkan dengan matang,” jelasnya.
Lebih jauh Tejo mengatakan, pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada kegerasi muda yang nantinya akan menjadi penerus tongkat estafet pembangunan. Sehingga nilai-nilai Pancasila tersebut benar-benar diaplikasikan dalam berkehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
“Yang perlu kita ingatkan adalah bahwa selama ini kita terkesan bahwa Pancasila itu dianggap hanya sebagai suatu kebutuhan ceremony, padahal dimasukkan nilai-nilai (Pancasila, red) itu ke dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan masyarakat, khususnya kepada generasi muda yang nanti akan menjadi penerus estafet pembangunan negara,” pungkas Tejo.(Red-SK/ADV)